Baca Juga: Kota di Malaysia Tawarkan Uang Rp10 Ribu untuk Tiap Tikus yang Berhasil Ditangkap oleh Warga
Hingga kini disebutkan Koko, TPU Bambu Apus memiliki 40 petugas penggali kubur, namun begitu di karena jumlah pasien yang berdatangan dalam jumlah banyak, membuat petugas menjadi kewalahan.
Sehingga proses penggalian juga turut melibatkan alat berat jenis backhole loader untuk mempercepat proses penggalian liang lahat bagi jenazah pasien Covid-19.
"Tukang gali kuburan kita ada 40 orang, tapi kan mereka juga harus ada istirahat, sehingga dibantu alat berat dari Pemprov DKI," katanya.
Baca Juga: Demi Uang, Pria Turki Tega Dorong Istri yang Sedang Hamil ke Jurang Usai Berswafoto
Sejak dioperasikan, alat berat tersebut telah membuat puluhan liang lahat. Saat ini yang tersedia ialah sekira 30 liang lahat yang dipersiapkan dan dalam kondisi terbuka.
Karena itulah air hujan yang turun menyebabkan terkumpulnya air di liang lahat dan membuat genangan air di dalamnya. Terlebih jenis tanah di lokasi, disebutkan cukup sulit untuk menyerap air yang berada di permukaan.
"Namun karena kedatangan jenazah yang dikuburkan pun berkurang, sehingga saat terjadi hujan terisi air liang lahatnya. Sebab dibiarkan terbuka. Selain itu, tanahnya juga tergolong lengket sehingga air tidak mudah meresap ke dalam tanah," kata Koko.
Dijelaskan oleh Koko bahwa kontur lahan pemakaman TPU Bambu Apus adalah miring, lahan pemakaman ini pada sebelum dijadikan rujukan pemakaman jenazah Covid-19, merupakan tempat pemakaman umum.