BMKG: Prediksi Musim Hujan - Kemarau 2021, Fenomena La Nina Pengaruhi Curah Hujan Indonesia

- 20 Februari 2021, 19:07 WIB
BMKG membuat prediksi terjadinya musim hujan kemarau dan musim peralihan agar dapat diwaspadai dan diantisipasi./ANTARA/Virna P Setyorini
BMKG membuat prediksi terjadinya musim hujan kemarau dan musim peralihan agar dapat diwaspadai dan diantisipasi./ANTARA/Virna P Setyorini /

PR BEKASI - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membuat prediksi musim hujan hingga kemarau di tahun 2021 ini.

Disebutkan musim peralihan musim hujan-kemarau terjadi pada bulan April, sementara itu peralihan kemarau-hujan terjadi pada bulan Oktober mendatang.

Dari yang terdekat untuk saat ini perlu diwaspadai ialah masih terjadinya intensitas curah hujan tinggi hingga bulan depan, Maret hingga April.

Baca Juga: Sang Ayah Masih Tutup Pintu Komunikasi, Kalina Oktarani: Aku Cuma Mau Hidup Bahagia sama Vicky Prasetyo

Baca Juga: Sentil Anies Baswedan Soal Banjir Jakarta, Yunarto Wijaya: Biasanya Pak Wagub yang Lebih Sering Muncul

Baca Juga: 'Luka Lama' SBY-Mega Diungkit Kembali, Pengamat Politik: Pilihannya Tidak Rujuk Dulu

Sebab itu masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap peluang terdampak, terutama di bulan Maret, dan April meski disebutkan akan mulai berkurang.

Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal dalam siaran persnya hari ini, Sabtu, 20 Februari 2021 di Jakarta.

"Potensi banjir terutama kategori menengah masih harus diwaspadai pada Maret, namun daerah potensi banjir berkurang pada April," kata Herizal seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Sabtu, 20 Februari 2021.

Baca Juga: Masih Terganjal Restu Ayah, Kalina Oktarani dan Vicky Prasetyo Undur Pernikahan Hingga Maret

Disebutkan Herizal bahwa dampak curah hujan ekstrem dipengaruhi oleh fenomena iklim global yang disebut 'La Nina'.

Fenomena ini membuat curah hujan memiliki intensitas tinggi mencapai 40 persen. Disebutkan fenomena ini paling tidak berlangsung hingga bulan Mei 2021 mendatang.

Untuk kondisi saat ini disebutkan hampir sekira 96 persen daerah Indonesia sedang memasuki zona musim hujan. Prakiraan bulan Maret hingga April sebagian wilayah indonesia diterpa curah hujan berskala menengah hingga tinggi mencapai 200-500 mm/bulan.

Baca Juga: Wajah Baru New Pajero Sport, Desain 'Dynamic Shield' hingga Harga Terbaru di Indonesia

Kemudian untuk peralihan musim hujan-kemarau, diperkirakan mulai terjadi sejak bulan Mei.

Namun untuk bulan Juni hingga Agustus beberapa daerah masih mengalami curah hujan dengan kategori menengah-sedang sekira 20-150 mm/bulan. Contohnya seperti di daerah Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan dan Papua.

Selanjutnya untuk prediksi keadaan kemarau terjadi hingga bulan September di sebagian besar wilayah di Indonesia.

Baca Juga: Jokowi: Kita Perlu Terobosan dan Langkah Baru agar Terlepas dari Krisis

Peralihan musim kemarau-hujan baru kembali terjadi pada bulan Oktober dan musim hujan betul-betul mulai terjadi di sebagian besar wilayah di Indonesia, yaitu pada bulan November.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun ini kemarau diperkirakan akan lebih basah. Karena itu BMKG menyebut perlu untuk memantau adanya potensi bencana hidrometeorologi hingga April 2021 nanti.

"Musim kemarau tahun ini tidak sekering musim kemarau pada biasanya atau juga dibandingkan musim kemarau 2019," kata Herizal.

Baca Juga: BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Banjir di Waktu-waktu Kritis: Umumnya Malam hingga Pagi

Adanya prediksi ini diharapkan dapat diwaspadai oleh masyarakat terhadap potensi dampak banjir terjadi pada bulan Maret-April mendatang.

Selain itu juga agar prediksi ini bisa menjadi patokan, paling tidak untuk memanfaatkan curah hujan kategori menengah-tinggi Maret-April untuk mengisi waduk, bendungan dan embung sebagai cadangan air sebagai persiapan untuk mengantisipasi kemarau.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x