Masih Awal Tahun, Dana Penanggulangan Banjir Jakarta RP1.5 Triliun Belum Bisa Digunakan

- 21 Februari 2021, 21:38 WIB
 Seorang warga memasak di depan rumahnya yang tergenang banjir di kawasan Kedoya Utara, Jakarta, Minggu, 21 Februari 2021. /ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj
Seorang warga memasak di depan rumahnya yang tergenang banjir di kawasan Kedoya Utara, Jakarta, Minggu, 21 Februari 2021. /ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj /

PR BEKASI – Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2021 untuk penanggulangan banjir senilai Rp1.5 triliun belum digunakan

Diketahui, dana penanggulangan banjir tersebut belum bisa digunakan karena masih di awal tahun.

Hal tersebut dikatakan oleh Anggota DPRD DKI Jakarta Basri Baco saat meninjau kondisi korban banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Minggu, 21 Februari 2021 sore.

Baca Juga: BMKG: 5 Provinsi Masih Berstatus Siaga Banjir pada 22-23 Februari

Baca Juga: Menpora Minta Suporter Tak Gelar Nobar Saat Piala Menpora 2021, Akses Siaran Akan Dibuka ke Publik

Baca Juga: Partai Paling Berpengaruh di Jepang, Tambah Porsi Wanita Ikuti Rapat Dewan Asal Tidak Berbicara

"Tahun ini kami anggarkan Rp1.5 triliun lebih untuk penanganan banjir, pengurukan lahan dan lain-lain. Cuma belum bisa dieksekusi karena ini masih di awal tahun," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Menurut Basri Baco, dana penanggulangan banjir tersebut dialokasikan untuk penyediaan sarana dan prasarana penanggulangan banjir

Beberapa sarana dan prasarana tersebut diantaranya seperti pembebasan lahan, normalisasi sungai serta saluran hingga operasional petugas lapangan.

Baca Juga: Penyiar Televisi di Ekuador Dirampok Saat Tengah Siaran Langsung

Menurutnya, dana tersebut dipastikan segera diserap pada tahun ini mengingat sejumlah wilayah di Jakarta kembali dikepung banjir akibat air kiriman serta hujan lebat dalam tiga hari terakhir.

Menurut Basri Baco, penyebab utama musibah tersebut karena sejumlah infrastruktur yang disiapkan Pemprov DKI untuk mengantisipasi banjir tidak berfungsi optimal.

Hal tersebut dikatakannya berdasarkan agenda peninjauan ke sejumlah lokasi di wilayah Jakarta yang terdampak banjir.

Baca Juga: Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya Tinjau Jebolnya Tanggul Sungai Citarum di Bekasi

Salah satu contoh infrastruktur untuk mengantisipasi banjir yang belum optimal adalah mesin pompa di beberapa tempat mengalami kerusakan.

"Beberapa mesin pompa dipaksa bekerja hingga akhirnya rusak," kata politisi dari Fraksi Partai Golkar tersebut.

Selain itu, beberapa titik tanggul di sepanjang aliran sungai jebol akibat volume air yang terlalu besar.

"Ada tanggul pecah dan jebol. Itu akan jadi evaluasi DPRD dan Pemprov DKI. Harus dieksekusi tahun ini anggarannya agar tidak terulang lagi (banjir)," katanya.

Baca Juga: Mitigasi Banjir Anies Baswedan Diakui Berjalan Optimal, Meski Terkendala Dana Banjir hingga Infrastruktur

Secara umum, katanya, upaya mitigasi banjir yang dilakukan Gubernur Anies Baswedan beserta jajaran telah berlangsung optimal.

Salah satu daerah yang merasakan optimalnya upaya mitigasi banjir berada di kawasan Kampung Pulo, Jakarta Timur.

Pada lokasi yang menjadi langganan banjir luapan Sungai Ciliwung hampir setiap tahun itu, pada tahun ini terbebas dari banjir.

Baca Juga: Sindir Anies Baswedan Soal Banjir Jakarta, Niluh Djelantik: Mau Nangis tapi Lupa Nada

"Contoh di Kampung Pulo. Tahun lalu banjir dan Golkar pernah turun juga ke situ. Hari ini tidak terjadi banjir karena pompa nyala. Itu kuncinya," katanya.

Diketahui, sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya diterjang oleh banjir akibat curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut pada Sabtu, 20 Februari 2021 dini hari.

Banjir tersebut telah mengakibatkan lima korban meninggal dunia yang terdiri dari empat anak-anak dan satu lansia.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah