Baik itu di lingkungan pendidikan maupun karir, dan berdampak pada kepercayaan diri perempuan.
Ia mencontohkan hal tersebut banyak terjadi di dunia korporasi, dimana pendapat perempuan meski dia senior di perusahaan, tidak didengar maupun dihormati.
Lebih buruk lagi, menurutnya, hal yang serupa jika pria menyampaikan opini, mereka biasanya lebih didengar dan dianggap lebih positif daripada perempuan.
Namun sebaliknya di dunia pendidikan, Nadiem melihat banyak staf spesialnya yang mengkoordinasi Direktorat Jenderal merupakan perempuan.
Dimana dengan hal tersebut terbukti dirinya melihat dampak yang baik dari kepemimpinan perempuan.
"Laki-laki yang harus menentang dan mencegah pihak-pihak lainnya melakukan budaya buruk ini," ujarnya.
Lebih lanjut, Nadiem pun menilai tidak kalah memprihatinkannya mengenai pelecehan seksual yang juga kerap terjadi.
"Dan hal yang kedua menantang sexual harassment (pelecehan seksual), dan virus ini tersebar karena masyarakat menoleransi," tuturnya.
"Serta terjadi secara sistematis di perusahaan-perusahaan," sambung pria yang akrab disapa Mas Menteri ini.