PR BEKASI - Ketua Senat Akademi Demokrat, Andi Andis membagikan video yang berisi pernyataan Pengamat Politik Hendri Satrio soal konflik Partai Demokrat yang melibatkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Hendri Satrio mengatakan bahwa cap dari Partai Demokrat adalah Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sehingga tanpa SBY, Moeldoko tidak akan ada artinya.
"Cap dari Demokrat adalah SBY. Tanpa SBY, apalah arti seorang Moeldoko, yang tidak memiliki pengalaman memimpin partai politik sama sekali," kata Hendri Satrio, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari video yang diunggah Twitter @AndiAndis6, Jumat, 19 Maret 2021.
Hendri Satrio memprediksi bahwa Moeldoko memiliki jaminan sehingga berani ikut terlibat dalam Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) melalui Kongres Luar Biasa di Deli Serdang, Sumatra Utara.
"Sampai saat ini yang bisa kita prediksi sudah ada jaminan. Mungkin ada skenario yang ada kaitannya dengan penguatan kebijakan pemerintah," kata Hendri Satrio.
Hendri Satrio juga menduga bahwa Moeldoko tidak memiliki rencana untuk mengembalikan kejayaan Partai Demokrat sepeti yang dia janjikan usai terpilih jadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.
"Jadi saya tidak melihat adanya skenario Moeldoko yang ingin mengembalikan kejayaan Partai Demokrat sepeti pada saat zaman 2009. Karena saya rasa itu sangat mustahil dilakukan oleh seorang Moeldoko," ujar Hendri Satrio.
Bahkan, Hendri Satrio pun meragukan jika ada kabar yang menyebut bahwa Jokowi akan masuk ke Partai Demokrat setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai presiden.
"Bahkan misalnya, ada prediksi bahwa Pak Jokowi akan menitipkan anak-anaknya ke Demokrat, kemudian dia sendiri akan masuk ke Demokrat setelah dia tidak menjadi presiden. Saya pun lagi-lagi meragukan itu. Karena semata-semata alasan tadi, Demokrat adalah SBY," tutur Hendri Satrio.
Kata @satriohendri tentang @PDemokrat adalah SBY..
SBY adalah @PDemokrat..@BakomstraPD pic.twitter.com/CTV0XWNDw0— Andi Andis (@AndiAndis6) March 19, 2021
Seperti diketahui, Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB di Deli Serdang, Sumatra Utara pada Jumat, 5 Maret 2021. Sedangkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dinyatakan demisioner.
Namun, seluruh jajaran kader dan pengurus Partai Demokrat menegaskan bahwa KLB tersebut adalah kegiatan ilegal dan abal-abal karena tidak sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat.
SBY bahkan menyebut bahwa Moeldoko telah tega karena dengan darah dingin merebut kepemimpinan Partai Demokrat yang sah.
"Hari ini sejarah telah mengabadikan apa yang terjadi di negara kita. Memang banyak yang tercengang dan tidak percaya bahwa KSP Moeldoko bersengkongkol, benar-benar tega, dan dengan darah dingin melakukan kudeta," kata SBY.
SBY pun merasa kecewa dengan tindakan Moeldoko yang dinilainya tidak kesatria karena telah bersekongkol dengan mantan kader Partai Demokrat untuk melakukan kudeta terhadap kepemimpinan AHY.
"Sebuah kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral, dan hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang bertugas di jajaran TNI," ujar SBY.
SBY juga mengatakan bahwa dia merasa malu dan bersalah, karena dulu pernah beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan pada Moeldoko.
"Termasuk rasa malu dan bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya (Moeldoko). Saya mohon ampun kepada Allah SWT atas kesalahan saya itu," kata SBY.***