Saat sedang berada di ruang tunggu yang letaknya berhadapan langsung dengan Laut dan kemudian Kota Cilacap, Fikri Fernanda Budiman mengatakan bahwa tiba-tiba saja datang badai di jam-jam hampir tengah malam.
“Cukup lama di situ, sekitar jam 10 atau 11 tiba-tiba tuh badai, tiba-tiba hujan, tenda yang di depan ruang tunggu itu terbang, meja, kursi plastik itu terbang semuanya,” kata Fikri Fernanda Budiman, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Kanal YouTube Gritte Agatha pada Selasa, 22 Maret 2021.
Di saat kejadian badai, Fikri Fernanda Budiman mengaku sudah memilik firasat bahwa hal itu menjadi pertanda bahwa ayahnya sudah dieksekusi mati malam itu.
“Entah kenapa di situ gue berpikir kayanya ini menjadi pertanda kalau bokap gue itu udah enggak ada, sampe aku bilang papa tuh udah engga ada, udah enggak ada,” ucapnya.
Baca Juga: Peduli Lingkungan, PDI Perjuangan Akan Luncurkan Buku tentang Megawati Menjaga Bumi
Meskipun ia sudah memiliki firasat bahwa sang ayah, Freddy Budiman sudah tidak ada tetapi orang yang berada bersama dengan dirinya malam itu tidak ada yang bisa menjawab karena belum ada kabar.
“Tapi aku yakin badai ini tuh pertanda kalau papa tuh udah enggak ada,” kata Fikri Fernanda Budiman.
Sampai akhirnya benar saja ketika badai dan hujan itu berhenti, ia mendapatkan kabar bahwa ayahnya, Freddy Budiman sudah meninggal dunia.
Ketika sudah meninggal dunia, ia dan tantenya membawa Freddy Budiman ke Surabaya untuk menjalankan proses pemakaman.***