"Tapi bagi publik, bagian ini justru yang dianggap sebagai tantangan, karena publik tidak menganggap muslim itu teroris, publik tidak menganggap bahwa Islam itu membenci umat yang lain," ujar Rocky Gerung.
Bahkan menurutnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dulu sempat mendapat stigma, kini semakin melebarkan sayapnya dan merangkul orang-orang non muslim.
"Bahkan dulu stigmanya ada pada PKS, bahwa PKS adalah partai yang bakal terus menyempit karena sikapnya yang eksklusif. Sekarang justru PKS melebarkan spektrum sehingga merangkul yang non muslim," kata Rocky Gerung.
Oleh karena itu, Rocky Gerung menilai, pemerintah telah gagal membaca teori bahwa sesungguhnya umat muslim semakin meluas justru karena ada ide keadilan sosial di dalamnya.
"Jadi pemerintah gagal melihat tesis bahwa muslim menjadi komprehensif justru karena ide justice-nya itu. Nah, Habib Rizieq ada di dalam upaya untuk memastikan bahwa justice adalah tuntutan utama dari politik Islam. Karena itu semua bersimpati pada Habib Rizieq," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung pun menilai bahwa saat ini masyarakat bisa memilah mana yang merupakan proyek pemerintah terhadap Islam yang disebut teroris radikal, dan mana yang sebetulnya politik Islam yang menuju pada Pancasila.
"Itu yang terlihat dalam upaya Habib Rizieq, karena yang mau dibantah oleh Habib Rizieq bukan soal kerumunan, tapi stigma bahwa dia itu radikal. Karena itu Habib Rizieq ingin berpidato untuk memperlihatkan bahwa politik Islam itu kebangsaan," ujar Rocky Gerung.