Hal tersebut dikarenakan saat ini Presiden Jokowi mendapat dukungan dari 80 persen partai koalisi di DPR RI.
Kelompok Partai Koalisi tersebut terdiri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dan Partai Nasional Demokrat (NasDem).
Selain itu, ada juga Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), serta Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Tak sampai disitu, Presiden Jokowi juga mendapat dukungan dari partai non parlemen seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Bulan Bintang (PBB), serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Kekuatan partai-partai tersebut, tentunya bagi Jokowi dapat memanfaatkan momentum ini sehingga dalam mengambil keputusan di parlemen akan berjalan dengan baik tanpa rintangan berarti.
Bahkan, kebijakan pemerintah nyaris tidak ada penolakan maupun gejolak di parlemen, termasuk pimpinan DPR RI.
Sebab, katanya pula, kekuatan partai oposisi hanya 20 persen dan tidak begitu kuat yang terdiri dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.
Ia mengatakan lagi, kekuatan politik Jokowi tentu dikhawatirkan jika tidak dibarengi dengan oposisi dan kritikan dari beberapa elemen.
Artinya, kata dia, dengan tidak adanya kritikan dan kelompok oposisi itu tentu akan melemahkan pemerintahan.