Menurutnya tidak melulu Jokowi berbohong, terkadang para staffnya pun memberikan data yang keliru.
Namun sangat disayangkan, ujar Said Didu jika seorang presiden seperti Jokowi hanya menelan masukan tanpa memeriksanya kembali.
"Ya tapi kalau pemimpin menelan masukan tanpa menganalisis lagi, itu namanya agak kurang kemampuan kira-kira," tuturnya.
Said Didu pun menyoroti kebohongan terbesar yang menurutnya layak dijadikan monumen, yakni soal mobil esemka.
Baca Juga: Kutuk Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar, Fahri Hamzah: Biarlah Ia Mati Konyol
"Kita mulai lah tahun 2012 kan mobil esemka, itu ya bohong-bohong juga, malah saya masih bercita-cita membuat patung kebohongan untuk mobil esemka, nah terus ekonomi meroket, dan lain-lain," ucapnya.
"Banyak sekali hal-hal bertolak belakang, jadi sudah biasa," tambahnya.
Said Didu hanya meminta masyarakat tetap mendengarkan pernyataan Jokowi soal impor beras tersebut walaupun faktanya berbeda dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Sangat disayangkan juga menurutnya, karena yang paling terdampak oleh isu impor beras ini adalah para petani.
"Sampai bulan Juni yaudahlah dengarkan saja menurut saya, tapi yang jelas isu impor beras sudah mematikan petani, karena harga gabah kering panen dari Rp4.400 turun jadi Rp3.000," ujarnya.