"Maka yang terjadi adalah sepertinya sengaja dipelihara untuk memunculkan ketakutan sehingga ada ketergantungan dunia Internasional dengan sebuah isu yang namanya war on terorism," tambahnya.
Refly Harun juga mengaku pernah mendapat cerita soal teroris dari seorang pejabat di lingkaran Istana.
"Saya pernah mendapatkan cerita yang sangat lucu sebenarnya dari seorang pejabat yang berada di lingkaran presiden yang mengatakan bahwa ada utusan dari sebuah negara yang membawa misi war on terorism dan ingin mencari ikonnya di Indonesia untuk dikaitkan dengan Al-Qaeda," tuturnya.
Namun, kata Refly, rupanya tidak ada tokoh yang seperti itu di Indonesia, naasnya hal tersebut tetap dipaksakan entah untuk tujuan apa.
"Tapi akhirnya agak dipaksakan juga, ini wallahu alam cerita ini, apakah bisa diverifikasi atau tidak," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Refly Harun, Selasa, 30 Maret 2021.
Tetapi yang jelas, menurutnya, tidak sesederhana itu mengaitkan satu peristiwa terorisme ini dengan kelompok agama atau kepentingan tertentu.
Refly Harun menjelaskan bahwa terkadang hal-hal semacam ini penuh dengan kompleksitas, oleh karena itu kita harus berhati-hati untuk mengutuk kelompok masyarakat atau tokoh tertentu.
Advokat tersebut juga meminta pihak penegak hukum menyelidiki kasus bom bunuh diri ini dimulai dari sang pelaku kemudian disusul oleh orang-orang berkaitan.