BMKG Tepis Isu Sambaran Petir jadi Penyebab Kebakaran Kilang Minyak Balongan Indramayu

- 30 Maret 2021, 09:28 WIB
 BMKG sebut kebakaran di Kilang Balongan tidak dipengaruhi sambaran petir.
BMKG sebut kebakaran di Kilang Balongan tidak dipengaruhi sambaran petir. /Pixabay.com/GB_photo/

PR BEKASI – Melalui Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa terkait peristiwa kebakaran yang melanda Kilang Minyak Balongan di Indramayu, Jawa Barat, tidak dipengaruhi oleh sambaran petir.

Hal tersebut diungkapkan setelah beredar kabar bahwa sambaran petir menjadi salah satu penyebab dari kebakaran yang terjadi Senin dini hari itu.

Selaku Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu, Rahmat Triyono, mengatakan fakta tersebut.

"Berdasarkan alat monitoring 'lightning detector' yang berlokasi di BMKG Jakarta dan BMKG Bandung dari pukul 00.00 hingga pukul 02.00 WIB,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs Antara.

Baca Juga: Muhammadiyah Curiga Bom Bunuh Diri Bentuk Adu Domba, Refly Harun: Mungkin Sengaja Diciptakan

Baca Juga: Sebut Teroris Jangan Lagi Dihubungkan dengan Agama, Fahri Hamzah: Mereka Ini Jiwa Kosong yang Diselundupkan

Baca Juga: Kunjungi Gereja Katedral Makassar, Yaqut Cholil: Kembalikan Agama pada Fungsi Semula

“Bahwa tidak terdeteksi adanya aktivitas sambaran petir di wilayah kilang minyak Balongan, Indramayu," sambungnya.

Ia mengatakan kebakaran di kilang minyak Balongan milik Pertamina di Indramayu sekitar pukul 00.45 WIB.

Dan telah ditindaklanjuti BMKG dengan melakukan analisa terhadap kejadian sambaran petir di sekitar lokasi kejadian.

BMKG melaksanakan monitoring aktivitas sambaran petir di seluruh wilayah Indonesia dengan menggunakan alat pendeteksi petir di 56 lokasi.

Baca Juga: Ustaz Hasyim Yahya Sebut Umat Islam Wajib Jadi Teroris, Mahfud MD: Pilih-pilih Dalil Semaunya

"Monitoring dilakukan menggunakan alat 'lightning detector' dengan resolusi alat monitoring BMKG efektif pada radius 300 kilometer," ujarnya.

Alat monitoring ini terpasang di 11 stasiun BMKG dan di Pulau Jawa untuk memantau aktivitas petir dari Banten hingga Jawa Timur.

Berdasarkan hasil monitoring alat kelistrikan udara milik BMKG itu, didapatlah fakta mengenai kerapatan petir.

Yakni bahwa pada saat kejadian kebakaran sekitar pukul 00.00- 02.00 WIB, menunjukkan kerapatan petir berkumpul pada bagian barat kilang minyak Balongan.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Ingin Tidur Bareng Keluarga, Anang: Ini Permintaan Terakhir Dia Sebelum Tidur sama Suaminya

Di mana, sejauh kurang lebih 77 kilometer, yakni di sekitar Subang dengan klasifikasi tingkat kerapatan petir sedang hingga tinggi.

Petir adalah kilatan listrik di udara yang disertai bunyi gemuruh karena bertemunya awan yang bermuatan listrik positif dan negatif.

Dirinya pun lebih lanjut mengatakan bahwa petir terdiri dari tiga jenis dan ada petir yang paling berbahaya.

"Petir mempunyai tiga tipe, yaitu dari awan ke awan, di dalam awan dan dari awan ke bumi. Petir yang paling berbahaya bagi kehidupan di bumi adalah dari awan ke bumi," tutur Rahmat Triyono.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x