Hal ini lantaran sejak awal para kader Demokrat menilai bahwa, Moeldoko tidak memperhatikan etika dan nilai-nilai moral yang dipedomani sebagai bangsa yang beradab.
"Apalagi etika keperwiraan dan keprajuritan," kata AHY seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari ANTARA.
Tak hanya itu, namun menurut AHY, kader Demokrat dan masyarakat luas mempertanyakan kapasitas Moeldoko sebagai pejabat tinggi negara dalam mengambil keputusan secara serampangan dan gegabah, emosional dan jauh dari akal sehat.
AHY menegaskan pihaknya membuka pintu maaf kepada Moeldoko, meskipun para kader dan simpatisan demokrat sangat marah dan kecewa, yang telah membegal demokrat dan merusak demokrasi.*** (Nurul Khadijah/Pikiran-Rakyat.com)