Isu Radikalisme Mencuat, Razman Arif: Selama 2 Periode Masa Pemerintahan SBY, HTI dan FPI Berkembang Pesat

- 1 April 2021, 13:44 WIB
Kepala Bidang Advokasi dan Hukum Partai Demokrat versi KLB, Razman Arif Nasution.
Kepala Bidang Advokasi dan Hukum Partai Demokrat versi KLB, Razman Arif Nasution. /Tangkapan layar YouTube.com/tvOneNews/

PR BEKASI - Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Partai Demokrat versi KLB, Razman Arif Nasution menjelaskan terkait pernyataan Moeldoko yang menyebut adanya tarikan ideologi di tubuh Partai Demokrat.

Razman Arif Nasution mengatakan bahwa dua ormas yang kini sudah dinyatakan terlarang yakni HTI dan FPI berkembang pesat selama masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Hal itu disampaikan Razman Arif Nasution saat menjadi narasumber dalam acara "Apa Kabar Indoneisia" bertajuk "AHY Vs Moeldoko: Isu Radikalisme Mencuat".

"Terkait dengan tarikan ideologi, yang dimaksud adalah bahwa selama masa kepemimpinan SBY 10 tahun atau dua periode, itu yang namanya HTI dan FPI berkembang pesat," kata Razman Arif Nasution, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Kamis, 1 April 2021.

Baca Juga: Hasil KLB Deli Serdang Ditolak Kemenkumham, AHY: Artinya Tidak Ada Dualisme di Tubuh Partai Demokrat

Baca Juga: Bersyukur Hasil KLB Ditolak Kemenkumham, Ibas Yudhoyono: Alhamdulillah, Keadilan Masih Ada di Negeri Kita

Baca Juga: Masih Buka Pintu Maaf untuk Moeldoko, AHY: Tapi Dia Harus Akui Sudah Tertipu Makelar Politik

Bahkan menurutnya, selama masa kepemimpinan SBY, HTI dan FPI terkesan mendapat tempat dan panggung di ruang publik.

"Bahkan kita mendapat kesan, kedua ormas ini mendapat tempat dan panggung. Ini artinya tarikan-tarikan ideologi makin dirasakan," ujar Razman Arif Nasution.

Razman Arif Nasution juga mengatakan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan pernah mengatakan bahwa pihaknya menemukan radikalisme yang semakin berkembang di kampus-kampus.

Baca Juga: Akui Aldi Taher Berubah dan Semakin Aneh, Dewi Perssik: Mungkin Sekarang Dia Tahu Susahnya Cari Duit Halal

"Perlu saya tegaskan bahwa Kepala BIN Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan, itu juga pernah ber-statement bahwa kita menemukan, mengindikasikan ada radikalisme di kampus-kampus, yang teranyar bom di Katedral Makassar," kata Razman Arif Nasution.

Razman Arif Nasution menilai, merambahnya paham radikalisme pada kaum milenial, merupakan akibat dari kepemimpinan SBY selama dua periode.

Menurutnya, hal itulah yang akhirnya membuat Moeldoko tergugah untuk ikut menyelamatkan bangsa dan negara dari tarikan-tarikan ideologi tersebut.

Baca Juga: Putuskan Bertobat dan Sumpah Setia pada NKRI, Mantan Anggota JAD: Mereka Saling Mengkafirkan Satu Sama Lain

"Sekarang malah merambah ke kaum milenial, ini efek dari kepemimpinan SBY. Sehingga Pak Moeldoko selaku mantan Panglima TNI dalam statement-nya mengatakan bahwa beliau akan menjaga NKRI, memberikan lehernya untuk NKRI, jika ada tarikan ideologi," tutur Razman Nasution.

Terakhir, Razman Arif Nasution mengatakan bahwa kini Partai Demokrat sudah berubah dari partai inklusif menjadi partai eksklusif.

"Terkait dengan demokrasi di Partai Demokarat, demokrasi yang bergeser yang dimaksud Pak Moeldoko adalah demokrasi Partai Demokrat yang tadinya sifatnya inklusif, terbuka untuk siapa saja, nasional-religius. Tapi pada faktanya hari ini kita melihat bahwa Partai Demokrat menjadi eksklusif bahkan menjadi partai keluarga," tutur Razman Arif Nasution.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube tvOneNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x