PR BEKASI - Pengacara sekaligus aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar menanggapi sejumlah aksi teror yang terjadi belakangan ini.
Sebagaimana diketahui, aksi teror terjadi di Gereja Katedral Makassar pada 28 Maret 2021 dan di Mabes Polri pada 31 Maret 2021.
Para pelaku aksi teror diketahui terlibat dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang disebut-sebut memiliki afiliasi dengan ISIS.
Terkait aksi teror tersebut, istilah Islam radikal populer kembali dibicarakan mengingat identitas pelaku aksi teror beragama Islam.
Baca Juga: Detik-detik Pria Tak Dikenal Teriakkan Slogan ISIS di Masjidil Haram, Seketika Jemaah Panik
Salah satu tokoh publik yang mempopulerkan istilah Islam radikal adalah dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Indonesia Ade Armando.
"Sebuah ledakan terjadi di depan Gereja Katedral Makassar. Bom meledak sebelum pelaku masuk gereja. Masih tidak percaya ada Islam radikal?" kata Ade Armando dalam akun Twitter-nya.
Menanggapi hal tersebut, Haris Azhar menilai istilah Islam radikal yang dilekatkan dalam aksi teror sebagai permainan isu identitas.