Karena, sambung Rocky Gerung, Jokowi tak hanya tidak memiliki sense of reality, tapi juga sense of urgency.
"Jadi dia gak ngerti realitas dan mana yang penting, kan selalu dikatakan bahwa sebuah peristiwa itu disebut sebagai peristiwa publik kalau dia menyangkut kepentingan orang banyak, bukan kepentingan banyak orang," tuturnya.
Baca Juga: Sejumlah Komoditas Utama Alami Kenaikan, Berikut Harga Kebutuhan Pokok Jawa Barat Awal April 2021
Persoalan ini pun menurutnya juga erat kaitannya dengan etika politik negara.
"Dengan kata lain pemerintah memperlihatkan bahwa dia lebih serius mengurus banyak orang daripada mengurus kepentingan orang banyak," ucapnya.
"Apalagi yang disebut banyak orang itu adalah kumpulan orang yang sedang berpesta, bukan perkawinannya yang bermasalah, tapi kehadiran pejabat publik di dalam situasi yang tidak normal ini, itu yang dipersoalkan orang," tutup Rocky Gerung.***