Karenanya, kritik juga bukan hanya dalam ranah politik tetapi juga menjadi tradisi dalam ilmu pengetahuan.
"Kita atau sebetulnya yang disebut mendidik itu adalah menegur pikiran orang, kebanyakan kita tidak ingin dikritik karena feodalisme," ucapnya.
Dia memaparkan, dunia ilmu pengetahuan harus memancing kritisme, bagian ini yang semestinya secara perlahan dimasukan ke dalam pikiran publik, terutama kepada pembuat kebijakan publik.
Bahwa sebuah pikiran yang bermutu itu adalah yang memelihara keakraban warga negara, sebab jika pikiran tidak bermutu maka tak saling kritik.
"Satu hal yang mungkin bisa kita bicarakan sekarang adalah, pikiran hanya disebut pikiran kalau ada lawan berpikir. Jadi kritik menandakan ada pertukaran pikiran," kata Rocky Gerung.***