"Jadi saya anggap bahwa setiap orang yang terganggu rasa keadilannya dia akan jadi kritikus pada suatu saat," katanya.
Dia menyatakan, seperti Akbar Faizal yang bertahun-tahun hidup di dalam upaya untuk menghasilkan demokrasi.
Lalu kemudian dalam periode tertentu menjadi seorang pembela rezim.
Hal itu menandakan kalau dia harus melakukan kegiatan yang paralel dengan Akbar Faizal dalam bentuk kritik.
Sebab, itu dilakukan agar tercipta keseimbangan informasi di dalam politik Indonesia.
"Jadi sekali lagi saya anggap kegiatan intelektual dari manusia adalah memberi kritik," katanya.
Baca Juga: Tanggapi Rencana Demo Buruh 12 April 2021, Menaker Ida Fauziyah Minta Para Buruh untuk Urungkan Demo
Rocky Gerung menyebut, otak manusia telah didesain untuk berdialektika, berbeda dengan robot yang di dalamnya diunggah algoritma lalu dapat melakukan kalkulasi sendiri.
Dalam sebuah kritik ada kualitas, yang mana jika manusia memberikan kritik maka itu adalah upaya menegur pikiran kekuasaan pada siapa yang dianggap surplus kekuasaan.