PR BEKASI – Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta, KH Muhammad Taufik Damas membicarakan utang negara Republik Indonesia.
Melalui media sosialnya, Taufik Damas menanyakan utang negara dibayar oleh siapa dan bagaimana cara bayarnya.
Taufik Damas menanyakan hal tersebut lantaran ia mengaku awam tentang persoalan utang negara.
“Mau tanya, kalo utang negara banyak, yang bayar utang siapa ya? Bayarnya gimana? Sumpah ini pertanyaan saya sebagai awam,” kata Taufik Damas dikutip dari Twitter @TaufikDamas, Rabu, 7 April 2021.
Pertanyaan Taufik Damas pun mendapatkan jawaban dari Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo.
Prastowo menjelaskan bahwa selama ini utang negara dibayar oleh pemerintah. Adapun uang untuk bayar utang tersebut berasal dari pendapatan negara.
“Ijin Kyai @TaufikDamas, utang pemerintah selama ini konsisten dibayar oleh pemerintah dari pendapatan negara,” kata Prastowo sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @prastow, Kamis, 8 April 2021.
Ijin Kyai @TaufikDamas , utang pemerintah selama ini konsisten dibayar oleh pemerintah dari pendapatan negara. Ini sama dg rumah tangga, kalau kita kredit mobil bayarnya dg uang gaji. Mohon doa ekonomi segera pulih dan pajak kembali kuat. Insya Allah...donga dinonga. https://t.co/XlV7YRx9CV— Prastowo Yustinus (@prastow) April 8, 2021
Prastowo pun memberikan analogi untuk mempermudah atau memberikan gambaran tentang siapa yang bayar utang negara.
“Ini sama dengan rumah tangga, kalau kita kredit mobil bayarnya dengan uang gaji,” tutur Prastowo.
Ia juga meminta doa agar ekonomi Indonesia lekas pulih.
“Mohon doa ekonomi segera pulih dan pajak kembali kuat. Insya Allah...donga dinonga,” ucap Prastowo.
Lebih lanjut, Prastowo pun menyebutkan sejumlah pertanyaan yang sering muncul dari orang awam terkait utang negara.
Diantaranya kenapa tiap tahun utang terus bertambah, apakah negara bayar utang dengan gali lobang tutup lobang.
Menjawab hal tersebut, Prastowo kembali memakai analogi dari ekonomi sebuah keluarga atau rumah tangga.
“Utang nambah analoginya juga sama dengan rumah tangga: penghasilan kita bertambah, gaji naik atau usaha berkembang,” ucapnya.
“Anak-anak semakin dewasa dan mandiri. Awalnya kredit mobil atau rumah, lalu pinjam modal usaha,” tuturnya.
Kemudian ada saatnya juga usaha itu mengalami surut sehingga harus berkorban.
“Ada kalanya usaha sedang surut, ya berkorban. Ini juga jawaban awam lho,” kata Prastowo.***