“Atta, dan banyak youtuber dengan tipe konten serupa, berada di kotak yang sama dengan sinetron, infotainment gosip, hingga gerakan agama yang puritan radikal : mereka semua Bad Influencers, pembawa pengaruh buruk,” ujarnya.
Fritz Haryadi pun menceritakan bagaimana perjuangan istrinya yang merupakan guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk mendidik anak muridnya itu yang rata-rata adalah subscriber dari Atta Halilintar.
Menurut istrinya, rata-rata dari anak-anak SMP itu menjadi subscriber Atta Halilintar hanya karena mengikuti tren saja tanpa memikirkan apa manfaat dari video yang dilihatnya itu.
“Rata-rata mereka mengaku hanya ikut-ikutan tren, seperti bisa diduga. Yang disukai anak-anak ini dari channel Atta diantaranya konten prank, pamer mobil mahal, pamer keseharian yang bergelimang kemewahan,” ucapnya.
Dengan begitu, Fritz Haryadi menilai bahwa apa yang ditayangkan dalam konten Atta Halilintar itu adalah bukti bahwa YouTuber nomor satu di Indonesia itu menghadirkan kebodohan fiktif yang bisa menjadi nyata.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 11 April 2021: Rendy dan Rafael Lancarkan Aksinya, Akankah Ricky Tererangkap?
Saat istrinya membuka obrolan dengan anak-anak SMP itu, mereka menjelaskan bahwa sebenarnya mereka itu tidak mengerti alur yang ditampilkan dari tayangan Atta Halilintar itu sehingga mereka hanya asal subscribe yang menambah pundi-pundi uang bagi Atta Halilintar.
Padahal, tidak ada keuntungan yang didapatkan dari mereka-mereka yang seharusnya belajar dengan giat bukan malah melihat tontonan yang tidak bermanfaat itu.
“Saat dijelaskan, merekapun mulai berpikir, mulai bisa menangkap ketidakadilan di hadapannya. Orang tuanya banting tulang untuk membelikan pulsa mereka, lalu mereka habiskan untuk menonton channel Atta,” ujar Fritz Haryadi