Ungkap Alasannya Bersedia Disuntik Vaksin Nusantara, Eks Menkes Siti Fadilah: Itu Sebetulnya Bukan Vaksin

- 17 April 2021, 20:35 WIB
Mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari.
Mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari. /ANTARA

PR BEKASI - Vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto hingga saat ini masih menuai polemik.

Seperti yang diketahui, Vaksin Nusantara tidak mendapatkan izin uji klinis fase kedua dari BPOM karena dinilai tidak diuji berdasarkan aturan dan kaidah sainstifik.

Kendati demikian, Mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari, menyatakan dirinya bersedia menjadi relawan uji Vaksin Nusantara tersebut.

Baca Juga: Komentari Cuitan Dahnil Anzar Soal HRS yang Viral di Twitter, Ferdinand: Kalau Ini Betul, Saya Hormat!

Menurut Siti, Vaksin Nusantara bukanlah vaksin, melainkan imunoterapi untuk penanganan Covid-19.

"Justru yang punya Pak Terawan itu sebetulnya bukan vaksin, tapi itu imunoterapi. Jadi untuk orang tua lansia seperti saya, dengan kondisi seperti saya yang punya komorbid, itu sangat tepat bila imunoterapi atau pemberian daya tahan tubuh itu secara personal," ujarnya, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari kanal YouTube Karni Ilyas Club.

Sebagaimana diberitakan PikiranRakyat-Depok.com dalam artikel "Jadi Relawan Vaksin Nusantara, Siti Fadilah: Jika Terbukti Berhasil, Kita Dapat Harta Karun Sangat Berharga", ia menuturkan, berbeda dengan imunoterapi seperti yang dikembangkan oleh mantan Menkes Terawan itu, vaksin lain, dalam penggunaannya, selalu disamakan untuk semua penerima.

Baca Juga: Istrinya Positif Covid-19, Ridwan Kamil: Saya dan Anak-anak Hasilnya Negatif

"Bapak divaksin dengan beramai-ramai orang 100 orang, 1.000 orang, disamain semua. Padahal kesehatan si A berbeda dengan si B," kata Siti Fadilah Supari melanjutkan.

Selain itu, mantan Menkes itu juga menyoroti latar belakang Terawan Agus Putranto yang merupakan seorang peneliti.

Menurutnya, Terawan adalah sosok yang nekat dan keras ketika memiliki pendapat tertentu.

Baca Juga: Nissa Sabyan Tampil Perdana di TV Pasca Isu Pelakor, Iis Dahlia: Mama Isda Kangen Ngegosip

"Dan dia kalau mempunyai pendapat itu cukup logis. Misalkan mengobati DSA, dia dilarang oleh berapa puluh dokter bahkan dipecat dari IDI. Tapi pasiennya sendiri sudah 40.000 lebih malah jenderal-jenderal semua di-DSA," tutur wanita berusia 71 tahun itu.

Tak hanya itu, dalam pengembangan Vaksin Nusantara itu, ia menilai bahwa konsep yang digunakannya itu cukup logis.

Kendati memang dalam pelaksanaannya, Siti Fadilah mengakui bahwa banyak pihak-pihak yang mengkritik pengembangan Vaksin Nusantara tersebut.

Baca Juga: Terciduk Rekam Bagian Bawah Rok Wanita, Pria Cabul Ini Mengaku Sedang Cek Kualitas Kamera HP

"Tapi kalau saya tidak yakin, maka tinggal menunggu, kalau penelitian ini berakhir, terbukti apa tidak hipotesis Terawan. Kalau memang terbukti, waduh kita itu mendapatkan harta karun yang sangat luar biasa, sangat berharga untuk negeri ini," ujar mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu.

Menurutnya, jika Vaksin Nusantara ini berhasil, maka Indonesia bisa memproduksi sendiri vaksin buatannya, serta tidak lagi sekadar menjadi pembeli atau konsumen dari produk luar negeri.

"Jadi kita itu belajar, bagaimana bangganya produk kita itu bisa mandiri begitu. Selama ini kita beli, jadi konsumen saja, konsumen vaksin dari China, dari Amerika, dari Eropa," kata Siti Fadilah Supari.***(Annisa Fauziah/Pikiran Rakyat Depok)

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Pikiran Rakyat Depok


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x