Kemudian, Yenny Wahid pun menyinggung Hilmar Farid sebagai salah satu tim penyusun Kamus Sejarah Indonesia tersebut dengan mengatakan, Kemendikbud harus lebih selektif dalam memilih anggotanya untuk dijadikan tim penyusun.
"Pesan saya, bahwa dalam proses penyusunan harus betul-betul diperhatikan tim penyusunnya, hanya orang-orang yang mengerti sejarah Indonesia," ucapnya.
Baca Juga: Kemensos Akan Mendistribusikan Alur Bansos Hanya Melalui Website Resmi, Ini Linknya
Dirinya juga berharap Kemendikbud bisa memfasilitasi publik untuk ikut berpartisipasi dalam menginput informasi terkait sejarah di Indonesia.
Yenny Wahid lalu mencontohkannya, seperti Wikipedia yang memiliki fitur tersebut.
"Misalnya kalau kita lihat metode yang dipakai dalam entry Wikipedia, orang bisa partisipasi memberikan saran, input, dan lain sebagainya. Buka saja periode di mana masyarakat bisa ikut berpartisipasi dan bisa ikut memberikan input," ujarnya.
Jadi proses revisi, sambung Yenny Wahid, bisa berjalan secara transparan dengan melibatkan banyak pihak sehingga tidak berakhir seperti saat ini.
"Saya rasa akan jauh lebih baik daripada seperti sekarang, tahu-tahu sudah terlanjur keluar ke mana-mana naskahnya dan ternyata memuat kesalahan-kesalahan yang cukup fatal," tutup Yenny Wahid.
Sebelumnya, Hilmar Farid telah mengaku bahwa kejadian tersebut dilakukan tanpa kesengajaan.