Network
PR BEKASI - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko menanggapi pernyataan kontroversi Wakil Ketua MUI Anwar Abbas terkait Jozeph Paul Zhang.
Sebagaimana diketahui, Anwar Abbas memberikan komentar terkait buronnya YouTuber Jozeph Paul Zhang yang terlibat dalam kasus dugaan penistaan agama.
Jozeph Paul Zhang mengaku sebagai Nabi ke-26 dan melontarkan pernyataan yang dinilai menghina Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Jika Ratu Elizabeth II turun Tahta, Pangeran Charles Akan Jadi Raja Inggris? Simak Penjelasannya
Adapun kondisi terbaru saat ini Jozeph Paul Zhang berada di Jerman, tetapi belum bisa ditangkap pihak kepolisian tanah air lantaran berada di luar jangauan yuridiksi.
Menurut Anwar Abbas, Jozeph Paul Zhang terkesan tidak kenal takut dan malah menantang lantaran asumsi tidak akan diapa-apakan oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
Adapun asumsi tersebut dikaitkan Anwar Abbas dengan agama Kapolri.
Baca Juga: Selain Lee Seung Gi, Deretan Aktor Pendukung Drakor Mouse Ini Sukses Curi Perhatian
"Paul Zhang ini yakin dia tidak akan diapa-apakan karena Kapolrinya Kristen," kata Anwar Abbas dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari video yang diunggah kanal YouTube tvOne News.
Walaupun demikian, Anwar Abbas tetap meyakini Listyo Sigit akan bersikap tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan Jozeph Paul Zhang.
"Kesimpulan saya, ayo mari kita sama-sama buktikan bahwa Kapolri tidak seperti yang dia asumsikan," kata Anwar Abbas.
Baca Juga: Mengerikan! Kapal Selam TNI Nanggala-402 Hilang Kontak 24 Jam Lebih, Ternyata Ada 53 Orang di Dalamnya
Menanggapi hal tersebut, Budiman Sudjatmiko mengungkap sebuah ironi dalam konteks Anwar Abbas.
Budiman menilai, banyak orang dengan pengetahuan pas-pasan tetapi diberi malah panggung.
Pernyataan tersebut disampaikan Budiman Sudjatmiko dalam akun Twitter-nya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Kamis, 22 April 2021.
Baca Juga: Beri Kode Keras, Benarkah Kylian Mbappe Sebentar Lagi Akan Pindah ke Real Madrid?
"Salah satu akar persoalan pengetahuan di Indonesia adalah orang yang pengetahuannya pas-pasan diberi panggung lebih banyak dan lebih sering daripada yang sungguh-sungguh cerdas," tutur Budiman Sudjatmiko.
***
