Innalillahi! Kepala BIN Papua Tewas Ditembak KKB, Rocky Gerung: Ini Bukti Diplomasi Kita Belum Maksimal

- 26 April 2021, 16:50 WIB
Pengamat politik, Rocky Gerung angkat suara usai tewasnya Kepala BIN Papua.
Pengamat politik, Rocky Gerung angkat suara usai tewasnya Kepala BIN Papua. /YouTube Rocky Gerung Official

PR BEKASI - Kepala BIN Daerah (Kabinda) Papua, Brigjen TNI Gusti Putu Danny Nugraha tewas ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, pada Minggu, 25 April 2021.

Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Rocky Gerung berpendapat bahwa kejadian tewasnya Kepala BIN Papua itu adalah bukti bahwa diplomasi di Indonesia masih belum maksimal.

"Kalau seorang petinggi intelijen tewas di situ, tentu satu peristiwa yang kita sedihkan. Tapi bagi musuh atau pengamat politik intelijen asing, mereka menganggap bahwa ada kelemahan dalam sistem intelijen Indonesia," ungkapnya.

Baca Juga: Kepala BIN Papua Tewas Diserang KKB, Jokowi Marah: Kejar dan Tangkap, Tak Ada Tempat untuk Mereka!

Rocky Gerung mengatakan bahwa hal semacam itu tidak seharusnya terjadi kecuali di dalam satu operasi yang sudah frontal alias berhadapan satu sama lain.

"Ini adalah operasi untuk memahami apa yang sedang berlangsung di medan sengketa itu," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin, 26 April 2021.

"Nah dalam kerangka itu, kita mencoba memahami ada peristiwa tewasnya seorang kepala BIN daerah dan itu terhubung dengan sistem intelijen kita yang mungkin tidak sempurna," sambungnya.

Baca Juga: Sambil Tunggu Waktu Buka Puasa, Yuk Intip 4 Kegiatan Seru yang Bisa Dilakukan Bersama Anak di Rumah

Kemudian, dia pun menyoroti insiden tersebut dari aspek hak asasi manusia (HAM) yang menjadi topik favorit bagi warga Internasional.

Menurutnya, tingkat kekerasan di Papua yang semakin hari semakin meningkat adalah bukti dari rendahnya diplomasi di Indonesia.

"Mengapa ada eskalasi kekerasan di papua sehingga akhirnya menewaskan kepala BIN? Ini memperkuat analisis kita bahwa diplomasi kita juga belum berjalan maksimal," tuturnya.

Baca Juga: NASA Klaim SpaceX Nyaris Dihancurkan oleh UFO Sebelum Sampai ke Stasiun Ruang Angkasa

Hal tersebut, kata Rocky Gerung, menyebabkan warga Papua justru lebih memilih mendengarkan suara dari luar Indonesia ketimbang di dalam negerinya.

"Sehingga suara-suara negatif dari kawasan pasifik dan negara-negara afrika itu masih kuat didengar," ungkapnya.

Peristiwa ini juga menurutnya memperkuat anggapan bahwa para kombatan di Papua ingin agar Indonesia dan Papua lebih sering dipersoalkan dalam forum internasional.

Baca Juga: Oknum Bobotoh Bertindak Anarkis Usai Persib Dihajar Persija, Ridwan Kamil: Mereka Contoh Orang Berakhlak Buruk

Maka dari itu Rocky Gerung menegaskan bahwa ada masalah diplomasi di dalam negeri terhadap Papua sehingga bisa menyebabkan insiden mengerikan tersebut terjadi.

"Jadi masalah diplomasi ini yang kemudian membesar dengan tewasnya Kepala BIN Daerah," ujarnya.

"Ini BIN loh yang tewas, peristiwa ini justru akan memperkompleks pengetahuan kita tentang kemampuan Indonesia untuk berdiplomasi, untuk memenangkan opini dunia tentang papua," sambung Rocky Gerung.

Baca Juga: Detik-detik Ulama Muhammadiyah Makassar Meninggal Dunia saat Ceramah di Masjid

Rocky Gerung juga mengakui bahwa saat ini Indonesia berada dalam posisi dilematis jika membahas soal Papua.

"Karena pilihannya dalam situasi seperti ini ketika ada seorang petinggi militer yang tewas, pasti opsi yang paling mungkin kan adalah operasi lebih kerasdan menekan gerakan papua merdeka," ucapnya.

"Tapi di satu sisi kan ada persoalan mata Internasional yang juga mengamati dengan serius apa yang terjadi di Indonesia, jadi memang ini sangat krusial dan dilematis," ucap Rocky Gerung menambahkan.

Baca Juga: PSSI Layangkan Permintaan Maaf terkait Insiden yang Dilakukan Suporter Persija maupun Persib

Maka dari itu, menurut Rocky Gerung, jika Indonesia terpancing untuk melakukan pengejaran habis-habisan pelaku pembunuhan tersebut beserta anggota KKB Papua lainya, bisa jadi malah berakhir seperti pisau bermata dua

"Kita justru bisa memperluas peristiwa-peristiwa yang seharusnya tidak terjadi pada masyarakat sipil, dengan kata lain akan terjadi pertarungan membabi buta sehingga korban sipil justru bertambah dari dua belah pihak," ungkapnya.

"Saya ingin tegaskan itu, bahwa kehati-hatian di dalam menghadapi proses kekerasan di Papua itu jangan sampai memperlebar skala kekerasan terhadap HAM," tutup Rocky Gerung.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah