Akibat Angin Kencang, 10 Ton Ikan yang Siap Panen Mati Massal di Danau Maninjau, Kerugian Ratusan Juta

- 27 April 2021, 22:55 WIB
10 ton ikan yang siap panen mati massal di Danau Maninjau, Sumatra Barat akibat angin kencang dan kerugian diprediksi ratusan juta.
10 ton ikan yang siap panen mati massal di Danau Maninjau, Sumatra Barat akibat angin kencang dan kerugian diprediksi ratusan juta. /ANTARA/Yusrizal/ANTARA

PR BEKASI - Pelaksana tugas Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Edi Netrial di Lubukbasung mengatakan bahwa ada sekitar 10 ton ikan mati di Danau Maninjau, Sumatra Barat.

Kejadian itu tepatnya di Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Dari sekitar 10 ton ikan mati massal itu berjenis ikan nila dan majalaya dengan rincian yakni tujuh ton ikan nila milik belasan petani dan tiga ton jenis majalaya milik beberapa orang.

Dikabarkan, kematian 10 ton ikan nila dan majalaya itu akibat angin kencang melanda di daerah itu beberapa hari lalu.

Baca Juga: Aksi 'Perpeloncoan' Tak Biasa Dialami Seorang Satpam, Warganet Tertawa: Makanya Tumbuh ke Atas, Pak! 

Akibat dari angin kencang itu terjadi upwelling atau pembalikan masa air sehingga kadar oksigen di dasar danau berkurang.

Setelah itu, tambahnya, ikan mengalami pusing, keluar ke permukaan air dan mati beberapa jam setelah itu.

"10 ton ikan itu berasal dari puluhan keramba jaring apung milik petani di Galapuang dan Tanjungsani. Ini berdasarkan pendataan penyuluh perikanan dan kemungkinan jumlah ini akan bertambah," ujarnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Selasa, 27 April 2021.

Padahal menurutnya, 10 ton ikan yang mati massal semenjak Jumat, 23 April 2021 itu sudah siap dipanen.

Baca Juga: Buntut Kerumunan Suporter, Polisi Panggil Ketua Jakmania dan Presiden Persija 

Rupanya, kematian ikan itu merupakan yang ketiga kalinya dengan jumlah 30 ton selama Januari hingga 27 April 2021.

Sebelumnya, lima ton ikan milik petani di Galapuang mati secara mendadak pada Senin, 5 April 2021. Pada Januari dan Februari 2021 sebanyak 15 ton ikan mati di Bayua dan Koto Malintang.

Kematian ikan itu, lanjut dia, sudah hampir terjadi di setiap tahun pada awal, pertengahan hingga akhir tahun.

Sementara itu, setelah kejadian tersebut, bangkai ikan sudah mengapung di permukaan danau. Atas kejadian ini petani mengalami kerugian sekitar Rp202 juta.

Baca Juga: Terkejut KRI Nanggala-402 Tenggelam, Mantan Komandan Soroti Perawatan Kapal: Rusak Ganti, Rusak Ganti 

“Petani mengalami kerugian sekitar Rp202 juta, karena harga ikan majalaya Rp23 ribu per kilogram dan ikan nila Rp19 ribu per kilogram," ucapnya.

Sebagai informasi, pada Selasa, 2 Januari 2021 juga tercatat sekitar satu ton ikan jenis nila mati di danau yang sama karena angin kencang.

Ikan sebanyak satu ton itu, menurutnya, milik warga Lubuk Kandang, Nagari Bayua, Kecamatan Tanjungraya berasal dari 10 keramba jaring apung milik beberapa orang.

Baca Juga: Viral Tertangkapnya Sosok Babi Hitam Berkeliaran di Sawangan Depok, Warganet: Mau Bangunin Sahur 

Oleh karena itu, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Ermanto di Lubukbasung mengimbau kepada nelayan untuk memanen ikannya dengan cara dipindahkan ke kolam air deras.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kerugian cukup besar, apalagi potensi kematian ikan itu masih besar, sementara angin masih kencang melanda daerah itu.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah