Ajak Merenungi Era Babi Ngepet, Dedi Mulyadi Singgung Peran Teknologi Masa Kini

- 1 Mei 2021, 03:38 WIB
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi singgung peran teknologi masa kini seiring ajak masyarakat untuk merenungi era babi ngepet.
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi singgung peran teknologi masa kini seiring ajak masyarakat untuk merenungi era babi ngepet. /dpr.go.id

PR BEKASI - Drama soal binatang jadi-jadian yang menurut mitosnya merupakan bentuk praktik pesugihan yang bisa mendatangkan kekayaan dengan proses perubahan manusia menjadi seekor babi untuk mengambil uang secara gaib, kini ditanggapi oleh Anggota DPR RI Dedi Mulyadi.

Pasalnya kejadian di Depok itu ternyata kemudian terbongkar merupakan rekayasa dari seorang yang disebut-sebut merupakan tokoh masyarakat yang ternyata secara terencana membeli babi kecil secara daring seharga Rp900.000, serta Rp200.000 sebagai ongkos kirimnya.

Belum lagi seorang Ibu yang juga ikut viral lantaran menuduh warga lainnya sebagai dalang pesugihan babi ngepet, lantaran merasa yang dituding telah berkeluarga dan tampak menganggur, namun memiliki uang banyak.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Harga Kebutuhan Pokok di Kabupaten Bekasi Terpantau Stabil

Menanggapi kejadian ini, Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa saat ini memang betul merupakan eranya babi ngepet, namun bukan untuk perkara gaib, tapi sesuatu yang lebih rasional.

Karena itu ia mengajak semua orang untuk merenungkannya dengan kaca mata yang lebih positif.

"Kalau kita renungkan sesungguhnya hari ini adalah era babi ngepet," kata Dedi Mulyadi seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Sabtu, 1 Mei 2021.

Bukan tanpa alasan, dengan kemajuan teknologi seperti digitalisasi yang berkembang, saat ini menjadi lumrah bagi banyak orang melakukan pekerjaan dan mendapat penghasilan dari mana saja dan di mana saja, termasuk dari rumah.

Baca Juga: Iis Dahlia Ribut dengan Pasha Ungu hingga Tinggalkan Meja Juri, Tangis Sulis Pecah: Teteh Jangan Gitu

Karena itu cukup wajar jika sebagian orang yang tidak memahaminya, kemudian berprasangka orang lain mungkin melakukan praktik pesugihan seperti babi ngepet.

Padahal jika melihat kisah babi ngepet di masa silam yang identik dengan menjaga api lilin yang melibatkan babi jadi-jadian untuk mengambil uang itu, sebetulnya bisa saja ditarik ke masa kini dengan mencari makna yang lebih positif.

Sebagai contoh api lilin pada kisah babi ngepet, menurutnya hal itu bisa diserupakan dengan listrik yang harus dijaga untuk tetap hidup, karena telah menjadi kebutuhan umum.

Baca Juga: Terkait Kasus Dugaan Suap, Azis Syamsuddin Dicekal Ke Luar Negeri

Kemudian babi, saat ini menurutnya mirip seperti pulsa atau kuota internet yang terjaga dan tidak putus agar komunikasi atau arus digitalisasi yang dibutuhkan dalam keseharian bisa terus berjalan.

Selanjutnya pada proses pengambilan uang yang dilakukan oleh babi ngepet, kemajuan teknologi hari ini juga telah memperlihatkan kecanggihan penggunaan transaksi elektronik yang dilakukan di mana saja dan kapan saja. Contohnya seperti penggunaan kartu debit, atau melalui gawai dengan mobile banking.

Termasuk dalam urusan pekerjaan, saat pandemi Covid-19 melanda misalnya, telah umum banyak orang melakukan pekerjaan dari rumah atau biasa disebut work from home (WFH). Bahkan jauh sebelum pandemi juga telah banyak pekerjaan yang yang bisa dijalankan dari rumah tanpa harus pergi ke kantor.

Baca Juga: Mengutuk Skandal Antigen Bekas, Erick Thohir Minta Pelaku Dipecat dan Diproses Hukum Secara Tegas

"Jadi saat ini memang saat di mana orang bisa bekerja menjadi 'admin' tidak ke mana-mana tapi bergaji, orang bisa bekerja jadi 'buzzer' tidak ke mana-mana juga bergaji, bisa bekerja sebagai endorsement, bisa jadi hanya ambil gambar dan foto di rumah kemudian di'posting tidak ke mana-mana bergaji, bisa jadi selebgram atau Youtuber yang bercerita di rumah tidak ke mana-mana juga bergaji," kata Dedi Mulyadi.

Karena itu ia atas kejadian ini ia berharap serta mengajak agar masyarakat tidak mudah mempercayai informasi yang dianggap tidak masuk akal, termasuk juga menghindari iri hingga berprasangka buruk terhadap orang lain.

Terlebih kejadian ini terjadi di bulan yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk beribadah dan menempa pribadi dengan lebih baik.

"Tapi jangan mudah percaya pada sebuah cerita yang bertentangan dengan akal dan pikiran. Mari bersikap hidup rasional dan jauhkan diri dari sifat iri dengki dan prasangka. Berpuasa bersihkan hati agar hidup damai penuh cinta," kata Dedi Mulyadi.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x