KH Najih berpendapat bahwa orang-orang liberal seperti Gus Miftah memang pandai untuk mencari-cari pembelaan agar apa yang dilakukannya terkesan dibenarkan di hadapan publik.
"Orang-orang liberal itu memang sebagian yang bisa baca kitab, pintar cari tabir-tabir (batasan) yang kesannya membolehkan ini dan itu, membolehkan masuk gereja dan lain sebagainya," ucapnya.
Baca Juga: N'Golo Kante Raih Man of The Match, Begini Catatan Menterengnya Saat 'Matikan' Real Madrid
"Lebih-lebih lagi pakai pakaian mereka, seperti pakai ciri khas topi-topinya mereka atau apa. Jelas itu di kitab-kitab adalah kekufuran, bareng-bareng dengan mereka dengan pakaian mereka," kata KH Najih menambahkan.
Kemudian dia juga menyoroti pernyataan Gus Miftah yang menyebut bahwa ceramahnya tidak ada kaitannya dengan acara ritual gereja tersebut.
"Dia mengatakan, itu bukan acara ritual mereka dan bukan acara keagamaan mereka, tapi kan di bawah salib. Di bawah salib itu berarti antek dan golongan mereka," ujarnya.
Kalaupun Gus Miftah mengatakan acaranya bertema kebangsaan, namun, kata KH Najih, kebangsaan kenapa harus ditempatkan di gereja.
"Mestinya kebangsaan tuh yang bikin acara bukan orang gereja. Ya apalah perkumpulan Pancasila, atau apa gitulah," ucapnya.
"Umpamanya itu orang gereja ya mereka yang seharusnya baca puisi, kenapa kok yang disuruh baca puisi Gus Miftah, kenapa begitu?," tanya KH Najih.