Ketua MPR Sebut Kebocoran 297 Data Penduduk Indonesia Bukan Persoalan yang Main-main, Ini Alasannya

- 21 Mei 2021, 14:35 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta aparat pemerintah ikut ambil peran dalam kebocoran data 297 juta penduduk Indonesia.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta aparat pemerintah ikut ambil peran dalam kebocoran data 297 juta penduduk Indonesia. /MPR RI

PR BEKASI - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta para aparat pemerintah menginvestigasi tuntas dugaan kebocoran data 297 juta penduduk Indonesia.

Ketua MPR RI itu meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama perangkat Polri seperti Bareskrim dan Direktorat Tindak Pidana Siber serta Badan Siber dan Sandi Negara ikut ambil peran dalam kebocoran data 297 juta penduduk Indonesia.

Dugaan kebocoran data tersebut berasal dari data peserta jaminan sosial kesehatan yang dikelola BPJS Kesehatan.

Baca Juga: Gawat! 279 Data Penduduk Indonesia Bocor Diduga Telah Diperjualbelikan, Apakah Anda Termasuk?

Diduga data penduduk Indonesia tersebut dijual di forum peretas Raid Forums pada 12 Mei 2021.

"Kebocoran data tersebut bukan persoalan main-main, bukan persoalan kecil namun sangat serius," kata Bambang Soesatyo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 21 April 2021.

Dia menilai, di era teknologi informasi saat ini data merupakan kekayaan nasional yang patut dijaga.

Baca Juga: Roy Suryo Sarankan Istana Lebih 'Rapi' Edit Foto hingga 'Bocor' di Belakang Tak Tampak

Menurut dia, kedaulatan data menunjukan kedaulatan sebuah bangsa bahkan Presiden Joko Widodo menegaskan, data adalah "new oil", yaitu lebih berharga dari minyak.

"Selain ada kepentingan ekonomi yang tidak proper, kebocoran data tersebut menyangkut keamanan privasi warga negara Indonesia. Sekaligus menunjukkan perangkat hukum keamanan siber kita tidak kuat," ujarnya.

Ia mengatakan selain kejadian tersebut, tren kejahatan siber juga semakin meningkat misalnya berdasarkan laporan kepolisian hingga November 2020, terjadi sebanyak 4.250 laporan kejahatan siber.

Baca Juga: Alami Masalah Serius, 533 Juta Data Pengguna Facebook Termasuk Milik Mark Zuckerberg Dikabarkan Bocor

"Pada tahun 2019 jumlahnya mencapai 4.586 laporan, sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 4.360 laporan," ujarnya dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Menurut dia, selain kebocoran data, kejahatan siber memiliki ragam jenis, antara lain penipuan daring, penyebaran konten provokatif.

Selain itu pornografi, akses perjudian, pemerasan, peretasan sistem elektronik perbankan, intersepsi ilegal, hingga pengubahan tampilan situs dan gangguan sistem manipulasi data masuk dalam kejahatan siber.

Baca Juga: Kebakaran Balongan Pertamina Indramayu Diduga Akibat Bocor, Warga Harapkan Penanganan Segera

Politisi Partai Golkar itu mengutip data Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional BSSN mencatat pada Januari-November 2020 terdapat 423 juta serangan siber ke Indonesia.

Data tersebut, menurut dia, meningkat tajam pada tahun 2019 yang berjumlah 290,3 juta, sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 232,4 juta jiwa.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah