Lebih lanjut, Kapitra Ampera menjelaskan bahwa apa yang terjadi beberapa waktu lalu antara Ganjar Pranowo dan Puan Maharani hanyalah bentuk romantika di PDIP.
"Apa yang terjadi itu bentuk romantika di PDIP, karena agar Mas Ganjar lebih keras lagi kerjanya, lebih fokus lagi kerjanya untuk masyarakat, dan menuntaskan amanah yang diberikan padanya," kata Kapitra Ampera.
Baca Juga: Usul ke Jokowi untuk Bubarkan KPK, Teddy Gusnaidi: Selain Habiskan Dana Negara, Nyalinya Minus
Kapitra Ampera juga menegaskan bahwa Ganjar Pranowo dan Puan Maharani adalah kader-kader terbaik yang dimiliki PDIP.
Oleh karena itu, menurutnya, keduanya memiliki hak yang sama untuk mencalonkan diri atau dicalonkan ke level yang lebih tinggi.
"Mbak Puan maupun Mas Ganjar, ini kader-kader terbaik PDIP. Mereka ini secara individu punya hak yang sama ke level yang lebih tinggi atau katakanlah untuk dicalonkan, dan di PDIP ada rule of game," tutur Kapitra Ampera.
Meski demikian, Kapitra Ampera menjelaskan bahwa di PDIP kewenangan tersebut berada sepenuhnya di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Maksudnya hak pribadi, semua orang itu kan berhak mencalonkan diri atau dicalonkan, tetapi kalau di PDIP kan punya SOP dan rule of game sendiri, dan amanat kongres menyerahkan itu ke Ketua Umum," kata Kapitra Ampera.
"Di PDIP dan amanah kongres jelas, semuanya diserahkan ke Ketua Umum. Ketua Umum lah yang menyeleksi, tentu dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan," sambungnya.