“Kapan terjadinya juga tidak ada yang tahu. Jadi respon mitigasi yang dinanti bukan kepanikan, potensi itu sama untuk semua wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, hingga Sumba, bukan Jatim saja,” katanya.
Baca Juga: BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Diguyur Hujan Lebat Disertai Angin Kencang
Daryono mengatakan semua daerah Indonesia yang berpotensi dilanda gempa bumi dan tsunami diperlakukan secara sama dan tidak mendapatkan perlakuan istimewa.
“Potensi gempa dan tsunami di wilayah barat sumatra, selat sunda, selatan jawa, selatan Bali dan NTB semua sama, tidak ada yang diistimewakan. Yang istimewa adalah mereka yang merespon dengan mewujudkan upaya mitigasi secara konkret,” katanya.
Diketahui, letak Indonesia sendiri berada di antara tiga lempeng aktif dunia sehingga membuat negara kita sebagai salah satu wilayah rawan gempa bumi dan tsunami.
Tiga lempeng aktif dunia tersebut terdiri Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, serta Lempeng Pasifik.
“Di indonesia tiap hari terjadi gempa bumi lebih dari 18 kali, untuk magnitudo dibawah 5.5 sebarannya sangat banyak tanpa diprediksi pun muncul sendiri,” katanya.
Terakhir Daryono meminta masyarakat untuk dapat membedakan arti kata potensi dan prediksi sehingga tidak salah mengartikan informasi terkait gempa bumi dan tsunami.
“POTENSI: ada bahaya dan ada lokasinya, tetapi kapan terjadinya tidak ada yang tahu. Sedangkan PREDIKSI: ada bahaya, ada lokasinya, dan kemungkinan kapan waktu terjadinya. Mari kita pahami bersama 2 kata ini,” katanya.***