Jokowi Didesak Terapkan Lockdown Atasi Covid-19, Dokter Spesialis Paru-paru: Jangan Lupa Beri Makan Masyarakat

- 21 Juni 2021, 17:58 WIB
Warga beraktivitas di zona merah COVID-19 RT 006 RW 01, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin, 21 Juni 2021.
Warga beraktivitas di zona merah COVID-19 RT 006 RW 01, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin, 21 Juni 2021. /ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

PR BEKASI – Presiden Joko Widodo (Jokowi) didesak untuk mempertegas penanganan pandemi Covid-19.

Desakan soal penanganan Covid-19 tersebut datang dari para ahli yang menggelar konferensi pers Organisasi Masyarakat Center for Indonesia Strategic Development Initiatives (CISDI) pada Minggu, 20 Juni 2021.

Diketahui, saat ini di berbagai daerah di Indonesia mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Baca Juga: Restoran Langgar Prokes Covid-19 Bakal Ditindak Tegas, Sanksinya Bisa Ditutup Permanen

Lonjakan tersebut diduga dampak dari libur Idul Fitri 2021 serta mulai abainya masyarakat dalam menegakkan protokol kesehatan.

Salah satu pembicara dalam konferensi pers tersebut, dokter spesialis paru-paru Eva Sri Diana menyampaikan bahwa pemerintah jangan ragu menerapkan kebijakan radikal untuk menekan laju Covid-19.

Eva Sri Diana menilai kebijakan pengetatan wilayah dan mobilitas masyarakat yang selama ini diterapkan tidak efektif dalam menekan penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Restoran Langgar Prokes Covid-19 Bakal Ditindak Tegas, Sanksinya Bisa Ditutup Permanen

Oleh karena itu, menurut Eva Sri Diana pemerintah harus berani mengambil terobosan seperti lockdown total.

Perlu aksi yang radikal dari pemerintah. Kalau lockdown itu lockdown total, tapi jangan lupa beri bantuan kemanusiaan,” kata Eva Sri Diana sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @CISDI_ID, Senin, 21 Juni 2021.

Eva Sri Diana pun mengingatkan jika lockdown total, pemerintah pun harus menjamin kesediaan makanan bagi masyarakat.

Baca Juga: Dokter Spesialis Paru-paru Ingatkan Pasien Covid-19: Hasil PCR Positif Jangan Langsung ke Rumah Sakit

Beri mereka makan karena tidak mungkin lockdown total tanpa pasokan ekonomi,” ujar Eva Sri Diana.

Sementara itu, ekonom senior, Faisal Basri mendesak pemerintah fokus memprioritaskan penanggulangan pandemi Covid-19 sebelum mengurus pemulihan ekonomi.

Menurut Faisal Basri, saat ini pemerintah cenderung menaruh perhatian terhadap pemulihan ekonomi dibandingkan kesehatan.

Baca Juga: Kemenag Siap Jadikan Asrama Haji Ruang Isolas Pasien Covid-19 Kembali

Padahal selesaikan dulu masalah kesehatan agar pemulihan ekonomi bisa lebih ringan,” ucap Faisal Basri.

Merujuk data covid19.go.id, per 20 Juni 2021, total kasus positif Covid-19 mencapai 1.989.909 orang.

Terjadi penambahan kasus sebanyak 13.737 orang pada hari tersebut, lebih banyak dari sehari sebelumnya, Sabtu, 12 Juni 2021 yakni 12.906 kasus.

Saat ini Indonesia pun harus menaruh waspada lantaran mutasi baru dari Covid-19 yang dikenal dengan nama Delta telah ditemukan di tanah air.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Instagram @CISDI_ID


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x