Lonjakan Kasus Covid-19 Sudah Diprediksi Sejak Lama, Zubairi Djoerban: Mengapa Kita Malah Terkejut?

- 2 Juli 2021, 07:47 WIB
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Zubairi Djoerban mengaku tidak mengerti dengan orang Indonesia yang malah kaget dengan lonjakan kasus Covid-19. Padahal hal tersebut telah diprediksi sejak lama oleh Ahli.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Zubairi Djoerban mengaku tidak mengerti dengan orang Indonesia yang malah kaget dengan lonjakan kasus Covid-19. Padahal hal tersebut telah diprediksi sejak lama oleh Ahli. /Instagram/@profesorzubairi

PR BEKASI – Kasus positif dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia terus mengalami lonjakan akibat gelombang kedua pandemi.

Diketahui, para ahli kesehatan telah sejak lama memprediksikan terjadinya lonjakan kasus covid-19 di Indonesia karena munculnya varian Covid-19 baru dari berbagai negara.

Namun, saat para ahli kesehatan tersebut memperingatkan soal bahaya tersebut, mayoritas masyarakat Indonesia termasuk para pejabat tak menyikapinya dengan serius.

Salah satu ahli kesehatan yang telah lama memprediksikan hal tersebut adalah Ketua Satgas Penanganan Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Zubairi Djoerban.

Baca Juga: Masih Ada yang Percaya Covid-19 Konspirasi, Zubairi Djoerban Merasa Kasihan, Sindir Siapa?

Dirinya mengaku bingung dengan mayoritas masyarakat Indonesia yang malah kaget dengan lonjakan kasus Covid-19 tersebut.

Saya tidak mengerti mengapa kita terkejut dengan jumlah kasus Covid-19 yang melonjak atau rekor kematian yang tercipta pada hari ini: 504 jiwa,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari unggahan akun Twitter @ProfesorZubairi, Jumat, 2 Juli 2021.

Dirinya mengatakan seharusnya masyarakat tidak terkejut dikarenakan lonjakan kasus Covid-19 yang saat ini terjadi telah diprediksi sejak lama.

Hal ini tidak terelakkan dan sudah dibahas sejak jauh-jauh hari oleh para ahli kesehatan,” kata Zubairi Djoerban.

Baca Juga: Covid-19 Varian Delta Menular dalam Hitungan Detik saat Berpapasan? Zubairi Djoerban Beri Penjelasan

Zubairi Djoerban berharap selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 3-20 Juli 2021 tidak ada lagi rekor kasus positif serta kematian Covid-19 yang baru.

Saya berharap tidak ada rekor-rekor lanjutan dengan diberlakukannya PPKM Darurat. Amin,” katanya.

Sebelumnya, Zubairi Djoerban juga mengatakan dirinya sangat prihatin dengan orang-orang yang sampai saat ini masih percaya bahwa Covid-19 tersebut hanya merupakan teori konspirasi.

Saya kasihan kepada siapapun yang mendalilkan teori konspirasi. Apakah Anda begitu jatuh cinta terhadap teori itu sampai enggan menyerap informasi di luar yang Anda yakini? Kasihan sekali,” katanya.

Baca Juga: Indonesia Disebut Sudah ‘Herd Stupidity’ Atasi Covid-19, Zubairi Djoerban: Stop Merendahkan

Dirinya juga mengatakan bahwa pemikiran orang-orang yang mempercayai Covid-19 sebagai sebuah teori konspirasi dapat membahayakan orang-orang disekitarnya.

Diketahui, orang-orang yang percaya Covid-19 sebagai teori konspirasi selalu menghasut orang lain agar tak berobat ke rumah sakit karena khawatir status pasien akan “dicovidkan”.

Selain itu mereka juga percaya bahwa vaksin Covid-19 yang disuntikan ke manusia mengandung microchip serta magnet sehingga benda yang terbuat dari logam dapat menempel di tubuh.

Saya sarankan Anda cari bantuan. Enggak baik bagi Anda dan orang-orang sekitar Anda,” katanya. 

Baca Juga: Khawatir Pandemi Semakin Ekstrem, Prefesor Zubairi Usulkan Indonesia Lockdown Dua Pekan

Tak sampai disitu, dirinya juga menantang pihak yang tidak mempercayai Covid-19 untuk membuktikan sendiri bahwa virus mematikan tersebut benar adanya.

Kalau yakin konspirasi, buktikan saja. Lakukan seperti Joanna Overholt yang coba buktikan vaksin Covid-19 bisa membuat orang jadi magnet. Dalam pembuktiannya di persidangan, Overholt menempelkan kunci ke lehernya dan gagal. Bagaimana?,” katanya.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah