Vaksinasi Berbayar di Kimia Farma Tuai Polemik, Beka Ulung Hapsara Beri Saran Agar Tak Beratkan APBN

- 12 Juli 2021, 16:33 WIB
Beka Ulung Hapsara menyarankan Kemenkes alih fungsikan Infrastruktur vaksinasi berbayar milik Kimia Farma menjadi vaksinasi Covid-19 massal.
Beka Ulung Hapsara menyarankan Kemenkes alih fungsikan Infrastruktur vaksinasi berbayar milik Kimia Farma menjadi vaksinasi Covid-19 massal. /ANTARA/Nur Imansyah

PR BEKASI – Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara sumbang saran agar cakupan vaksinasi Covid-19 massal di Indonesia kian meluas.

Beka Ulung Hapsara menyarankan agar Kementerian Kesehatan mengalihkan fungsi sarana yang tadinya disediakan Kimia Farma untuk vaksinasi berbayar menjadi vaksinasi Covid-19 massal.

Hal tersebut disampaikan Beka Ulung Hapsara melalui akun Twitternya @Bekahapsara.

Baca Juga: Kimia Farma Tunda Vaksinasi Covid-19 Berbayar, Alvin Lie Singgung Kekuatan Netizen Indonesia

Dear @KemenkesRI, sebaiknya infrastruktur Kimia Farma yang tadinya disiapkan untuk vaksinasi berbayar dialihkan jadi sentra vaksinasi massal. Bisa memperluas cakupan vaksin,” kata Beka Ulung Hapsara sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitternya, Senin, 12 Juli 2021.

Lebih lanjut, Beka Ulung Hapsara menyebukan bahwa agar tidak memberatkan dana APBN, vaksinasi massal itu bisa bersumber dari dana CSR Kimia Farma.

Anggarannya bisa dari CSR Kimia Farma, supaya tidak memberatkan APBN,” tutur Beka Ulung Hapsara.

Baca Juga: Kimia Farma Jelaskan Alasan Jadwal Vaksinasi Berbayar Ditunda

Sebelumnya, PT Kimia Farma menyiapkan Vaksinasi Gotong Royong (VGR) Individu berbayar digelar mulai Senin, 12 Juli 2021.

Namun Kimia Farma menunda program Vaksinasi Gotong Royong (VGR) Individu berbayar tersebut.

Corporate Secretary Kimia Farma, Ganti Winarno Putro menyampaikan bahwa vaksinasi berbayar tersebut ditunda karena akan dilakukan masa perpanjangan sosialisasi kepada masyarakat terkait program itu.

Baca Juga: Kecam Kimia Farma yang Jualan Vaksin Covid-19 Rp321 Ribu, Faisal Basri: Ini Tindakan Biadab!

Ganti pun meminta maaf terkait penundaan jadwal vaksinasi berbayar yang diprakarsai Kimia Farma tersebut.

"Kami mohon maaf karena jadwal Vaksinasi Gotong Royong Individu yang semula dimulai hari ini, akan kami tunda hingga pemberitahuan selanjutnya," katanya dikutip dari Antara, Senin, 12 Juli 2021.

Menurut Ganti penundaan vaksinasi berbayar Kimia Farma itu lantaran melihat animo masyarakat dan pertanyaan terkait VGR Individu.

Baca Juga: Kimia Farma Jualan Vaksin Covid-19 Rp321 Ribu, Fadli Zon Sindir Pemerintah: Akhirnya Jualan Juga

Lanjutnya, sosialisasi secara menyeluruh dan pengaturan pendaftaran calon peserta VGR Individu perlu diperluas.

Tangkapan layar cuitan Beka Ulung Hapsara.
Tangkapan layar cuitan Beka Ulung Hapsara. /Twitter

Sebagai informasi, PT Kimia Farma Diagnostika (KFD), cucu usaha KF, menyediakan 40.000 dosis vaksin individu berbayar untuk tahap pertama penyaluran vaksinasi di enam kota Jawa dan Bali.

Plt Direktur Utama KFD Agus Chandra menyampaikan bahwa pihaknya membuka delapan titik penjualan vaksin Covid-19 melalui jaringan klinik perusahaan, yakni tiga di Jakarta, lalu satu di Bandung, Solo, Semarang, Surabaya, dan Bali.

Baca Juga: Daftar Harga, Lokasi, dan Tata Cara Vaksinasi Berbayar dari Kimia Farma, Khusus Wilayah Jawa dan Bali

Merujuk aturan pemerintah, harga vaksin berbayar per dosis Rp321.660 ditambah dengan harga layanan Rp117.910.

Adapun harga per dosis vaksin yang dibebankan kepada penerima manfaat seharga Rp439.570 per dosis.

Oleh karena itu, biaya yang akan dikenakan untuk dua kali dosis suntikan mencapai harga Rp879.140 per individu.

Namun rencana vaksinasi Covid-19 berbayar yang memakai vaksin impor jenis Sinopharm ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Twitter @Bekahapsara Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x