Soroti Kemampuan Rakyat Kecil Akses Obat Terapi Covid-19, Tsamara Amany Singgung Soal Beda Kelas

- 16 Juli 2021, 05:45 WIB
Ketua DPP PSI Tsamara Amany menyoroti disparitas kelas yang semakin terbuka karena pandemi Covid-19.
Ketua DPP PSI Tsamara Amany menyoroti disparitas kelas yang semakin terbuka karena pandemi Covid-19. /Instagram/@tsamaradki

 PR BEKASI – Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany menyoroti kesulitan masyarakat mengakses obat terapi Covid-19.

Melalui Twitternya, Tsamara Amany mengunggah infografis yang menampilkan daftar harga terapi Covid-19, per 3 Juli 2021.

Dalam infografis tersebut terlihat tujuh jenis obat terapi Covid-19. Mulai dari obat bernama Ivermectin 12 mg tablet yang dibandrol harga Rp7.500 hingga obat bernama IV Immunoglobulin 5 persen 50 ml infus seharga Rp3.262.300.

Tsamara Amany mengatakan bahwa pandemi semakin membuka mata tentang perbedaan atau jarak kelas sosial.

Baca Juga: Tsamara Amany Heran Rektor Panggil BEM UI: Kebebasan Berpendapat Dijamin UU

Akibat hantaman pandemi Covid-19, Tsamara Amany menilai bahwa masyarakat bawah semakin kesulitan untuk mengakses obat-obatan.

Pandemi ini semakin membuka mata tentang disparitas kelas,” kata Tsamara Amany sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @TsamaraDKI, Kamis, 15 Juli 2021.

“Siapa yang punya kemampuan mengakses obat-obatan ini? Masyarakat bawah akan kesulitan,” ucap Tsamara Amany melanjutkan.

Menurut Tsamara Amany, pemerintah memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan.

Baca Juga: Soroti Pelecehan Seksual, Tsamara Amany Ungkap Alasan Mengapa Korban Memilih Bungkam

Mulai dari pembenahan data penerima bantuan sosial (bansos) hingga transparansi penyalurannya.

Pemerintah punya banyak PR: pembenahan data penerima bansos agar tepat sasaran dan transparansi penyaluran agar tidak ada korupsi,” ujar Tsamara Amany.

Cuitan ini Tsamara Amany mengenai kesulitan masyarakat mengakses obat-obatan pun mendapatkan tanggapan dari warganet.

Akun @maspipito menyebutkan bahwa keperluan obat terapi itu berbeda-beda, tidak selalu memakai obat mahal.

Baca Juga: KPI Tindak Lanjuti Kontroversi Sinetron Suara Hati Istri: Zahra, Tsamara Amany: Kenapa Setelah Viral?

Hati-hati mbak bisa misleading. Obat-obat terapi itu masing-masing untuk kondisi berbeda. Tidak semua kondisi butuh obat mahal. Makin akut kondisi makin mahal obatnya,” tulis akun tersebut.

Akun itu menyatakan bahwa pemerintah bertugas menentukan batas atas harga penjualan obat tersebut.

Harga dasar sudah dipatok produsen. Pemerintah hanya dapat mjaga plafon tertinggi, supaya tidak dimainkan mafia obat,” tulis akun tersebut.

Lantas Tsamara Amany menimpali tanggapan akun tersebut.

Baca Juga: Sinetron Suara Hati Istri Normalisasi Pedofilia, Tsamara: KPI Kok Baru Mendalami Setelah Ramai di Medsos?

Tsamara Amany menjelaskan bahwa masyarakat yang berpenghasilan harian masih tetap akan kesulitan obat paling murah sekalipun seharga Rp20.000.

Tsamara Amany menyinggung besar penghasilan warga di pinggiran rel kereta api, yang hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Obat paling murah yang harganya Rp20 ribu itu juga termasuk berat Mas untuk diakses warga dengan pendapatan harian,” ucap Tsamara Amany.

Untuk saya dan Masnya Rp20 ribu itu murah. Untuk warga di pinggiran rel kereta api, warga yang MCKnya harus berbagi, Rp20 ribu itu buat makan, Mas,” tutur Tsamara Amany.

Selanjutnya, cuitan Tsamara Amany tersebut dibanjiri berbagai tanggapan dari warganet.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Twitter @TsamaraDKI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x