PR BEKASI - Diky Chandra Negara menanggapi kegeraman yang ditunjukkan oleh Menko Luhut Binsar Pandjaitan terkait impor laptop.
Tak hanya itu, Diky Chandra mempertanyakan rasa geram yang diperlihatkan Luhut Binsar Pandjaitan itu untuk siapa.
Karena menurut Diky Chandra, impor laptop merupakan tugas pemerintah.
"Luhut geram terlalu banyak laptop impor untuk pendidikan. Geram sama siapa? Diri sendiri?" katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @dikichandra_ pada Sabtu, 24 Juli 2021.
"Kan tugas pemerintah dan Kadin yang memungkinkan Indonesia produk laptop murni (bukan campuran China)," katanya, melanjutkan.
Dia menyampaikan pemerintah perlu mendukung produksi laptop murni Indonesia dari sisi permodalan, pasar, dan promosi.
Luhut menyoroti perihal banyaknya produk impor dalam bidang teknologi informasi saat mengikuti konferensi pers daring soal Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) pada sektor pendidikan.
Dia menginginkan Indonesia mampu mengembangkan produk dalam bidang teknologi informasi seperti membuat server, software, dan yang lainnya.
"Jadi tidak perlu mesti impor-impor lagi," tuturnya.
Menurutnya masa pandemi sekarang ini telah menyadarkan Indonesia berinovasi dalam bidang tersebut.
"Ini saya kira langkah yang bagus. Tapi masih ada mental-mental yang nggak jelas masih ingin melihat produk-produk luar negeri," ucapnya.
Dinilainya hal itu sudah cukup dan jangan sampai persentase produk buatan dalam negeri menjadi sangat rendah.
Luhut mengungkapkan saat ini sudah terjalin kerja sama antara ITB, ITS, dan UGM dengan industri TIK dalam negeri.
Mereka akan membentuk konsorsium guna menghasilkan produksi dan laptop "Merah Putih" dengan merek Dikti Edu.***