PR BEKASI - Kepala Bappilu Partai Demokrat Andi Arief mengkritik keputusan pemerintah yang akan melakukan pengecatan ulang pesawat kepresidenan dari warna biru ke merah.
Andi Arief merasa heran, mengapa pesawat kepresidenan harus diganti menjadi warna merah, apakah benar Bendera Merah Putih atau malah sebaliknya tingginya kasus Covid-19 di Indonesia.
"Sekarang pesawat kepresidenan berwarna merah. Entah maksudnya apa, bisa warna bendera bisa corona," kata Andi Arief, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @Andiarief__, Rabu, 4 Agustus 2021.
Andi Arief kemudian menjelaskan bahwa pesawat kepresiden berwarna biru bukan hanya pilihan, melainkan upaya peningkatan keamanan.
"Dulu biru. Desain dan warna karya seorang desainer walikota di TNI AU. Dominasi biru langit adalah upaya peningkatan keamanan penerbangan, sebagai warna kamuflase saat terbang," tutur Andi Arief.
Andi Arief juga mengatakan bahwa Indonesia berhasil memiliki pesawat kepresiden pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2014 lalu.
Oleh karena itu, Andi Arief menyayangkan jika setelah 7 tahun berselang, tiba-tiba saja pemerintah memutuskan untuk mengganti warnanya.
"Tahun 2014, setelah 69 tahun menyewa, akhirnya Indonesia memiliki pesawat kepresidenan," ucapnya.
"Tahun 2021, setelah 7 tahun memiliki pesawat kepresiden, akhirnya presiden mengecat pesawat itu dengan warna lain. Sangat sederhana," kata Andi Arief.
Terakhir, Andi Arief menilai bahwa pengecatan ulang pesawat kepresidenan dari biru menjadi merah adalah upaya menghapus jejak kepemimpinan presiden sebelumnya, yakni SBY.
"Strategi Ariel, menghapus jejakmu," ujar Andi Arief.
Sebelumnya, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa pengecatan ulang Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau disebut juga pesawat BBJ 2 sudah lama direncanakan, yaitu sejak 2019.
Namun, rencana pengecatan ulang pesawat kepresidenan terpaksa ditunda, karena belum memasuki jadwal perawatan rutin.
"Pengecatan Pesawat BBJ 2 yang direncanakan sejak tahun 2019, terkait dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 2020," ucapnya.
Namun pada 2019, pesawat BBJ 2 belum memasuki jadwal perawatan rutin sehingga pelaksanaan pengecatan terlebih dahulu untuk Heli Super Puma dan pesawat RJ," kata Heru Budi Hartono.***