Dirinya pun mengingatkan, jangan sampai masalah pergerakan yang terjadi di Afghanistan juga terjadi di Indonesia.
"Jangan sampai masyarakat terpengaruh masuk ke dalam aksi-aksi yang tidak perlu. Karena kita adalah negara yang memiliki ideologi dan konstitusi yang mewajibkan kita untuk bela negara sendiri, bukan bela negara lain," tutur Boy Rafli.
Terkait kemungkinan pengaruh kelompok Taliban dengan kelompok jaringan terorisme ISIS di Indonesia, Boy Rafli melihat bahwa Taliban tidak ada afiliasi dengan ISIS.
Meski demikian, menurutnya, Taliban dalam pergerakannya terjebak dalam perbuatan kekerasan yang dalam terminologi hukum disebut sebagai perbuatan teror.
"Selama berupaya meraih kekuasaan, Taliban melakukan kekerasan. Itu yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia," kata Boy Rafli.
"Taliban jangan dijadikan 'role model' bagi anak muda karena bertentangan dengan falsafah dan ideologi kita, Pancasila," sambungnya.
Baca Juga: Ramai Isu Penundaan Pemilu 2024 ke 2027, Titi Anggraini: Hanya Akan Membawa Negara pada Kekacauan
Sementara itu, terkait silaturahmi kepada Wali Kota Solo, Boy Rafli menjelaskan bahwa keduanya membahas program yang berkaitan dengan dukungan program vaksinasi mantan warga binaan BNPT dan penyintas terorisme.
Keduanya juga membahas program pencegahan yang berkaitan dengan masalah radikalisme dan intoleransi yang berkembang di masyarakat.