PR BEKASI – Influencer Sherly Annvita menyoroti kabar penangkapan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo pada Senin, 13 September 2021.
Mahasiswa tersebut ditangkap setelah membentangkan poster kritik di pinggir jalan yang dilalui Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengunjungi UNS Solo.
Ketika Presiden Jokowi melintas jalan Ir. Sutami, Solo, poster kritikan tersebut dibentang oleh mahasiswa.
Poster tersebut dibentangkan di sejumlah titik sepanjang jalan menuju pintu masuk UNS.
Adapun bunyi dari poster kritikan ke Jokowi itu antara lain “Pak tolong benahi KPK” dan “Tuntaskan pelanggaran HAM di masa lalu.”
Tak lama setelah presiden Jokowi melintas, sejumlah petugas tak berseragam tiba-tiba menangkap mahasiswa itu.
Terkait kabar penangkapan tersebut, Sherly Annavita meminta presiden Jokowi untuk tidak menjauhkan diri dari rakyatnya.
Presiden Jokowi pun diminta tidak menjauh dari keluh kesah yang dirasakan rakyatnya.
Hal tersebut disampaikan Sherly Annavita melalui unggahan di Instagram pribadinya.
“Presiden jangan menjauhkan diri dan dijauhkan dari keluh kesah rakyatnya,” kata Sherly Annavita sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Instagram @sherlyannavita, Selasa, 14 September 2021.
Sebelumnya, Sherly Annavita menyoroti kabar penangkapan seorang pria di Kota Blitar, Jawa Timur, Selasa, 7 September 2021.
Sherly Annavita menilai bahwa rakyat memiliki hak untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah.
Sherly Annavita menegaskan bahwa rakyat bukan kriminal karena menyampaikan aspirasinya di ruang publik.
Akibat insiden penangkapan orang yang bentangkan poster ke Jokowi, Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara menilai Demokrasi dan kebebasan berpendapat berekspresi di Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Beka Ulung Hapsara meminta presiden Jokowi, Menko Polhukam Mahfud MD serta Polri menyudahi upaya pembungkaman kritik ini.
“Demokrasi dan kebebasan berpendapat berekspresi kita sedang tidak baik-baik saja,” kata Beka Ulung Hapsara dikutip dari Twitter @Bekahapsara, Selasa, 14 September 2021.
“Presiden @jokowi, pak @mohmahmudmd, dan @DIvHumas_Polri harus menyudahi upaya pembungkaman kritik yang terus terjadi,” ucap Beka Ulung Hapsara melanjutkan.***