Rizal Ramli lantas menyebut India dan Malaysia yang berhasil membangun IKN baru, karena jarak IKN baru dan IKN lama tidak terlalu jauh, bahkan relatif dekat.
"Kunci keberhasilan itu kedekatan dengan ibu kota yang baru, dua jam maksimum. Nah, ternyata ibu kota baru yang berhasil itu jaraknya cuma satu dua jam dari ibu kota lama," kata Rizal Ramli.
Rizal Ramli lantas mempertanyakan, jika IKN pindah ke Kalimantan Timur, siapa saja kira-kira yang mau tinggal di IKN baru tersebut.
"Nah, kita tiba-tiba bikin ibu kota di Kalimantan Timur. Pertanyaannya, siapa yang mau tinggal di situ? Pejabat dengan gaji pas-pasan masa mau? Kecuali pejabat korup," ujar Rizal Ramli.
Rizal Ramli lantas menjelaskan terkait pembiayaan, yang dikatakan pemerintah akan menggunakan anggaran, yang merupakan hasil penjualan dan hasil sewa kantor-kantor strategis di IKN lama.
"Kalau perusahaan-perusahaan real estate besar, enggak akan mau main real estate di Kalimantan Timur, kecuali dipaksa," ujarnya.
"Karena mereka lebih menguntungkan bikin BSD baru, bikin kota baru di Pulau Jawa," kata Rizal Ramli.
Menurut Rizal Ramli, proyek pembangunan IKN baru hanya akan mengundang ketertarikan BUMN China, yang akhirnya mengundang penduduk China untuk tinggal di Kalimantan Timur.