DPR RI Usulkan Vokasi Jadi Konten Pendidikan Indonesia

- 6 Februari 2020, 07:11 WIB
ILUSTRASI pendidikan vokasi.*/KEMENDIKBUD.GO.ID
ILUSTRASI pendidikan vokasi.*/KEMENDIKBUD.GO.ID /

PIKIRAN RAKYAT - Pendidikan vokasi hingga saat ini masih menyisakan berbagai masalah, diantaranya menurut Kamar Dagang dan Industri (Kadin), lapangan kerja rata-rata hanya menyerap sekitar 40 persen lulusan vokasi.

Dikutip oleh Bekasi.Pikiran-Rakyat.com dari situs resmi DPR RI, Realitas yang sama juga didapat berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dimana pengangguran terdidik terbuka justru ada pada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan SMK.

Demikian hal tersebut disampaikan Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda saat memimpin Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi X DPR RI dengan para pelaku usaha di Indonesia, diantaranya ialah Bukalapak.com, Kompas TV, PT Astra Internasional, PT Sinar Mas Land, PT Adaro Energi, CEO Siloam Hospital, CEO Hotel Sahid, dan CEO PT 8Villages Indonesia.

Baca Juga: Holding BUMN Farmasi, Dirut Biofarma: Bahan Baku Obat di Indonesia Masih Impor

RDPU tersebut membahas tentang peta kebutuhan tenaga kerja di Indonesia dan regional, pemanfaatan lulusan pendidikan vokasi dalam dunia kerja, masukan terhadap regulasi yang diperlukan untuk sinergi pendidikan vokasi dan dunia kerja.

Selain itu juga membahas tentang tantangan industri atau dunia kerja dalam skala global, peran dunia usaha dan dunia industri dalam mendukung pendidikan vokasi, dan jumlah lulusan pendidikan vokasi yang diterima atau diserap oleh perusahaan.

“Ada anomali yang perlu kita jawab bersama, selain itu, masalah lainnya adalah mengenai ketersediaan guru dan dosen produktif masih sangat minim sehingga banyak sekolah atau perguruan tinggi vokasi tidak dibimbing oleh ahlinya, ini PR besar kita,” kata Syaiful seperti dikutip oleh Bekasi.Pikiran-Rakyat.com dari situs resmi DPR RI.

Baca Juga: The Diamond Princess dan World Dream, Dua Kapal Pesiar dengan Gejala Virus Corona

Dia juga menyampaikan, sarana fasilitas untuk pemagangan guru, dosen dan peserta didik di dunia usaha dan industri yang ada masih sangat minim.

Program vokasi di tingkat Magister dan Doktor terapan juga masih sangat terbatas, sehingga mengakibatkan kurangnya jumlah mahasiswa yang ahli di bidang vokasi.

Dalam kesempatan RDPU Komisi X tersebut, CEO Bukalapak.com Rachmat Kaimuddin menerangkan bahwa Bukalapak.com merupakan perusahaan teknologi yang bergerak di bidang teknologi.

Baca Juga: Fadli Zon Bicara Soal 100 Hari Pemerintahan Jokowi, Turis Tiongkok Turut Disinggung

Platform bisnis Bukalapak.com adalah market place, yakni menyediakan tempat untuk berdagang dengan mekasnisme online.

“Kami bukan pedagangnya, yang berdagang adalah merchant-merchant kami, tugas kami itu ibaratnya membuat para pedagang ini bisa bertransaksi dengan mudah, dan mendekatkan pembeli kepada mereka," ucap Rahmat.

"Sedangkan fokus Bukalapak.com sendiri terutama adalah UMKM dan segmen menengah," terangnya.

Baca Juga: Wujudkan Daerah Religius, Pemkab Bekasi Berkomitmen Berikan Beasiswa hingga Kuliah bagi Penghafal Alquran

Terkait masalah peta tenaga kerja, Rachmat mengatakan secara umum Bukalapak.com telah mempekerjakan sekitar 2 ribu orang karyawan.

Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI Adrianus Asia Sidot juga menyampaikan hal yang sama bahwa arah pendidikan Indonesia ke depan kontennya akan lebih kepada pendidikan vokasi, yakni pendidikan yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu.

“Skill label kita yang memang menjadi problem besar pada saat ini, oleh karenanya kami menaruh harapan besar terhadap kontribusi dari pihak swasta, terutama sebagai user dalam menyerap tenaga kerja, yang produsennya itu justru berada di dunia pendidikan atau di sekolah-sekolah,” ujar Adrianus.

Baca Juga: Antisipasi Jika Ada Warganya Terkena Virus Corona, Pemerintah Kota Bekasi Gelar Rakor Kesiapsiagaan

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: DPR RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x