Baca Juga: Setelah Bingung Menentukan Sel Lucinta Luna, Polisi Akhirnya Ikuti Jenis Kelamin di KTP dan Ditempatkan di Sel Khusus
“Terimakasih untuk Twittnya, saya pribadi selalu respect pada ibu & orang-orang yang jernih dan berbasis data ilmiah mutakhir, saya selalu bilang, setiap zaman ada orangnya & sebaliknya, di KP2, kami selalu berusaha melihat ke depan, menteri pun hanya menjalankan visi-misi presiden ke depan” tulisnya dalam akun Twitter pribadinya, @effendigazali.
Selain itu, menurutnya mengenai benih lobster posisi dia jernih.
“1) lawan penyelundup, kata PPATK nilainya sampai 900 miliar per tahun (masih berlangsungkah?),” jelasnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa antara dia dan Susi memang berbeda pendapat mengenai lobster sedang terancam punah.
“Kalau badan dunia CITES & IUCN tida menyatakan lobster terancam punah, saya percaya mereka, apalagi lobster sudah bisa ditetaskan di hatchery, atau adakah badan dunia yang menyatakan berbeda dengan CITES & IUCN?,” tulisnya.
Effendi juga dalam cuitannya mengundang Susi untuk berdiskusi mengenai lobster.
Baca Juga: Pengurangan Penggunaan Plastik Jadi Prioritas yang Diajukan dalam Musrenbang Tambun Selatan
Dirinya juga mengatakan agar para jurnalis hadir pada undangan yang di usulkan Effendi yaitu 19 Februari 2020.
“Begini bu, sesuai peradaban ilmiah, kami undang ibu silaturahmi dan diskusi ilmia “Lobster” apa adanya. Usul kami Rabu, 19 Feb di Aula KKP (rumah ibu juga kan?), para ahli dan jurnalis mohon semua yang berkenan hadir, semoga berkenan, jadwal bisa kita cocokkan,” katanya.
Effendi juga menegaskan bahwa sementara KP2 mengundang Susi pada Rabu di Aula KKP Jl. Gambir mulai jam 10.00 WIB. Dia berharap agar Susi bisa hadir dalam undangan tersebut.***