PIKIRAN RAKYAT - Beberapa waktu lalu, usai Presiden Jokowi mengumumkan kasus virus corona pertama di Indonesia, masyarakat di Jabodetabek langsung memenuhi pusat perbelanjaan.
Media sosial ramai menceritakan foto antrean panjang di supermarket di berbagai daerah, terutama di Jakarta. Masyarakat tumpah ruah untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, masker, hand sanitizer, hingga bahan baku jamu.
Akibatnya, terjadi kelangkaan masker dan hand sanitizer di mana-mana. Jika ada pun, harga sudah meroket dengan tidak wajar.
Kenaikan aktivitas belanja itu dikenal dengan istilah panic buying atau membeli barang dalam jumlah banyak karena panik atas suatu peristiwa tertentu.
Rasa panik itu ditimbulkan karena masyarakat takut akan penyebaran virus corona. Seperti yang diketahui di Indonesia angka kasus positif virus corona semakin meningkat.
Panic buying tidak hanya terjadi di Indonesia. Beberapa pekan sebelumnya, panic buying telah melanda negara-negara lain yang telah terkonfirmasi memiliki positif virus corona.
Di negara maju seperti Amerika Serikat pun sempat terjadi panic buying di berbagai supermarket.
Untuk mencegah terjadi lagi panic buying terutama di Indonesia, dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Antara pada 15 Maret 2020, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pihaknya akan membatasi penjualan pangan di toko-toko retail di Jakarta.