Soal Mudik Lebaran 2020, Achmad Yurianto: Pulang Kampung Boleh Asal Metodenya Benar

- 27 Maret 2020, 13:20 WIB
ILUSTRASI pulang kampung. Ratusan warga Cipatujah Tasikmalaya malah mudik saat wabah virus corona merebak.*
ILUSTRASI pulang kampung. Ratusan warga Cipatujah Tasikmalaya malah mudik saat wabah virus corona merebak.* //ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Mudik lebaran setiap tahunnya selalu dilakukan oleh sebagian orang.

Pemerintah tengah menggodok berbagai opsi kebijakan agar masyarakat tidak melakukan mudik Lebaran 2020.

Langkah kebijakan ini diambil sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona.

Baca Juga: Ribuan Drone Penuhi Langit Tiongkok dengan Relief Manusia Berlari

Namun, ditengah pandemi virus corona seperti sekarang tentunya harus dipertimbangkan, pasalnya penyebaran virus corona ini sangat cepat.

Achmad Yurianto Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan COVID-19, mengimbau kepada masyarakat yang pulang kampung agar tetap melaksanakan protokol keselamatan dengan metode yang benar sehingga tidak menulari atau pun tertular dari virus corona.

"Tidak apa-apa," ujar Yuri yang dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs resmi BNPB.

Baca Juga: Pascasatu Pekan #DirumahAja, Pengguna Transportasi di Kota Bekasi Alami Penurunan

Selain itu, pemerintah juga mengingatkan terkait segala aktivitas masyarakat terutama yang sedang pulang kampung, agar tetap dapat melakukan physical distancing atau jaga jarak fisik satu sama lain sehingga menekan risiko penularan virus corona.

Diketahui bahwa virus corona ini sangat mudah tertular kepada orang lain.

Dirinya juga mengatakan bahkan orang sehat pun akan menjadi pembawa virus corona ke kampung halamannya jika memang saat mudik lebaran nanti tidak menjalankan protokol keselamatan yang baik.

Baca Juga: Kabar Baik, Australia Segera Uji Coba Vaksin Virus Corona Pekan Depan

"Ya jangan 'deket-deket', 'physical distance' itu pondasi dasarnya. Kalau 'kembangin' rumah pondasinya itu (jaga jarak), terserah mau pakai tembok, pakai bata, pondasinya itu," kata Yuri.

Inti dari pondasi itu, adalah untuk menjaga agar mereka yang sehat tetap sehat tidak tertular.

"Dalam hal ini pondasi tetap harus terus dijaga karena tidak ada jaminan untuk daerah yang tidak terjangkit virus SARS-CoV-2 tidak memiliki risiko penularan COVID-19," tuturnya.

Baca Juga: Lawan Dampak Virus Corona, Rupiah dan IHSG Kembali Dibuka Menguat

Kemudian Yuri menambahkan, komunikasi yang setiap hari dilakukan harus tetap memperhatikan jarak kepada orang lain.

"Droplet percikan ludah atau lendir saat bersin batuk bisa sejauh 1,5 meter menyebar. Jarak itu yang kita jaga. Kurang lebih itu kita pertahankan. Siapa pun mereka yang bawa virus ini tidak nampak sebagai orang sakit," jelasnya.

Menurutnya, kekebalan tubuh seseorang itu berbeda, sehingga bisa saja mudah tertular dengan virus corona ini.

Baca Juga: Lewati Tiongkok, Amerika Serikat Berpotensi Jadi Episentrum Baru Penyebaran Virus Corona

"Fokus kita jaga jarak. Di sini muncul bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah dari rumah. Tidak semua orang memiliki kekebalan tubuh yang baik, kalau yang tertular orang tua, saudara punya penyakit kronis mendahului, maka dampaknya sangat berat dan fatal," pungkasnya.

Tidak lupa, Yuri mengingatkan masyarakat untuk terus mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) misalnya dengan membiasakan mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan atau melakukan kontak ke area wajah.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x