Turut Andil dalam Penemuan Obat Virus Corona, Indonesia Ikut Program Uji Coba Vaksin dari WHO

- 16 Mei 2020, 20:30 WIB
ILUSTRASI vaksin COVID-19
ILUSTRASI vaksin COVID-19 /AFP / File / ANDREW CABALLERO-REYNOLDS/

PIKIRAN RAKYAT - Koordinator Nasional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Indonesia Irmansyah, mengatakan bahwa Indonesia telah didaftarkan untuk mengikuti program uji coba global atau solidarity trial vaksin Virus Corona atau COVID-19.

Dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari Antara Program solidarity trial virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok ini dikoordinasin oleh WHO.

"WHO akan menyusun protokol (mengenai uji coba vaksin, red), rasanya sudah final, nanti akan disebarkan. Kita sudah mendaftarkan diri untuk solidarity trial vaccine ini," kata Irmansyah yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Baca Juga: Tak Perlu Ribet, Begini Caranya Cek Status Bansos Virus Corona Secara Online

Layaknya uji coba obat-obatan COVID-19 lain, solidarity trial untuk vaksin ini bertujuan mempercepat proses pemeriksaan dan penentuan vaksin untuk penyakit akibat Virus Corona jenis SARS-CoV-2.

Umumnya, proses pengembangan vaksin akan memakan waktu sekira belasan tahun. Namun saat penentuan vaksin Ebola, peneliti hanya membutuhkan waktu kurang lebih empat tahun.

"Covid-19 ini (ditemukan, red) mungkin akhir tahun lalu, dan (virus, red) berhasil diisolasi mungkin awal tahun ini atau akhir tahun lalu, dan (vaksin, red) itu sudah ditargetkan tidak lebih dari satu tahun atau tahun ini. Itu percepatan yang luar biasa, sangat menjanjikan," ucap Irmansyah.

Baca Juga: Cek Fakta: Tersiar Kabar Warga di India Diserang Serangga Beracun Saat Pandemi, Simak Faktanya

Sementara, lewat laman resminya, WHO menyebutkan saat ini ada sekira 120 vaksin yang telah diusulkan dari berbagai negara di dunia untuk COVID-19.

Dari ratusan vaksin, hanya enam yang telah memasuki uji klinis dan 70 lainnya masih menjalani evaluasi praklinis. Uji klinis merupakan tahapan vaksin dapat diuji coba ke manusia.

Menurut dokumen yang disusun WHO, beberapa vaksin yang diuji untuk Covid-19 telah digunakan untuk penyakit sejenis seperti MERS, SARS, Influenza, Tuberkulosis, dan beberapa penyakit lain, seperti Ebola, Chikungunya, Zika, MenB, Flu A, Hepatitis C, dan H7N9.

Baca Juga: 7 Tahun Menanti Kehadiran Buah Hati, Sang Ibu Hanya Bisa Melihatnya 4 Jam Sebelum Meninggal

Merujuk pada dokumen yang sama, produsen vaksin merupakan perusahaan bioteknologi dan institut yang beberapa di antaranya berasal dari Tiongkok, Inggris, Amerika Serikat, Swedia, Jepang, Kanada, Italia, India, Jerman, Spanyol, dan Rusia.

Di Indonesia sendiri, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Bio Farma juga berupaya mengembangkan vaksin.

Menurut penuturan Direktur Operasi PT Direktur Operasi PT Bio Farma, M, Rahman Roestan, BUMN tersebut bekerja sama dengan lembaga riset dalam negeri melalui konsorsium nasional Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT), Lembaga Eikjman, serta lembaga riset luar negeri.

Baca Juga: Bom Truk Meledak di Kawasan Penduduk Afghanistan, 5 Orang Tewas

"(Salah satu, red) pendekatan untuk pengembangan vaksin Covid-19 ini yang pertama adalah mencari partner (mitra, red) dari luar negeri untuk mendapatkan transfer teknologi," kata Rahman.

"Kita bekerja sama dengan institut riset, salah satunya dengan CEPI (Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi) di Norwegia. Kita juga cari yang sudah siap, salah satunya manufacturer (produsen vaksin, red) di China," tutur dia.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x