Hari Perempuan Sedunia, Peneliti: Masih Ada Ekploitasi Buruh Perempuan di Indonesia

- 9 Maret 2022, 14:34 WIB
Ilustrasi buruh perempuan yang, menurut peneliti, terkena eksploitasi.
Ilustrasi buruh perempuan yang, menurut peneliti, terkena eksploitasi. /Pixabay/StockSnap

Baca Juga: Misteri One Piece 1043: Oda Sudah Beri Petunjuk, Luffy Ternyata Adalah Sun God Nika

“Nama-nama besar seperti Dian Pelangi dan Ria Miranda yang mencuat di tahun 2010-an mewakili ambisi Indonesia menjadi pusat mode Muslim dengan mengadakan peragaan busana di Eropa, Amerika, dan negara-negara Timur Tengah,” kata Annisa.

Annisa menyatakan sektor ekonomi kreatif Indonesia mengalami perbaikan berkat semakin banyaknya perempuan musim muda yang menjadi terkenal.

“Akan tetapi, kita perlu bertanya: Kenapa daya tarik industri fesyen Muslim cenderung berpusat di para desainer dan tidak secara adil mempertimbangkan nasib dan kualitas hidup para pekerjanya?” tuturnya.

Peneliti tersebut menyatakan perempuan yang menjadi pekerja di industri kreatif di Indonesia hanya diberi penghasilan Rp500 ribu per bulan.

Baca Juga: Pesawat Rusia Dilarang Melintasi Wilayah Udara Inggris, Kru dan Penumpang Terancam Ditangkap dan Ditahan

“Angka ini jauh di bawah rata-rata upah buruh lepas yang mencapai hampir Rp 1,4 juta per bulan,” ujar Annisa dikutip Pikiran-rakyat.Bekasi.com dari laman The Conversation.

“Artinya, ada ketimpangan di antara kesuksesan yang diwakili desainer perempuan Muslim ternama dengan kenyataan nasib kerja buruh jahit dan konveksi,” katanya.

Annisa menekankan tentang pentingnya wiraswasta etis yakni tetap memperhatikan kesejahteraan para pekerja.

Baca Juga: Spoiler One Piece 1043: Zunisha dan Momonosuke Kaget, Benarkah Luffy Berubah Jadi Joy Boy?

Halaman:

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x