Kerap Dikaitkan Secara Negatif, Luhut: Tiongkok Adalah Kekuatan Dunia yang Tak Bisa Diabaikan

- 6 Juni 2020, 10:00 WIB
MenteriMenteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
MenteriMenteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. /Dok Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

PR BEKASI - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Tiongkok menjadi salah satu kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan, termasuk oleh Indonesia.

Hal itu diungkapkannya menyusul banyaknya isu negatif yang muncul soal keterkaitannya dengan negara tirai bambu, khususnya dalam bidang investasi seperti dikutip dari Antara oleh Pikiranrakyat-bekasi.com Sabtu, 6 Juni 2020.

"Supaya anak muda tahu, ekonomi Tiongkok ini hampir 18 persen berpengaruh ke ekonomi global. Amerika kira-kira 25 persen. Jadi suka tidak suka, senang tidak senang, mau bilang apapun, Tiongkok ini merupakan kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan," katanya.

Baca Juga: Sebut Tim Ekonomi Jokowi sebagai Pahlawan Bagi Masyarakat, Waketum Gerindra Berikan Apresiasi

Di hadapan para generasi millenial dan generasi Z, Luhut meminta publik tidak berpikiran terlalu sempit soal investasi Tiongkok ini.

Menurut dia sebagai negara yang bebas aktif, Indonesia justru harus membangun hubungan yang baik dengan negara manapun. Itu dilakukan guna mendukung kekuatan Indonesia.

"Jadi tidak bisa kita musuhin satu (negara), maunya sama ini saja. Dan juga tidak ada alasan kita bermusuhan," katanya.

Baca Juga: Sambut AKB, Kemenkominfo Siap Terapkan FWS

Luhut sebelumnya selalu dikaitkan secara negatif dengan investasi Tiongkok. Begitu pula dengan isu terkait tenaga kerja asal negeri tirai bambu itu yang dinilai akan menggusur lapangan kerja tenaga kerja lokal.

Mantan Menko Polhukam itu pun berulang kali menegaskan jumlah TKA Tiongkok yang datang ke Indonesia sangat kecil.

Dia mengatakan, di kawasan industri Konawe, Sulawesi Tenggara, misalnya, TKA Tiongkok hanya sekitar 8 persen dari total tenaga kerja yang terserap dalam proyek.

Baca Juga: Dinilai Tak Punya Moral, Pesepakbola AS Ajak Warga Tak Kembali Pilih Donald Trump Sebagai Presiden

Jumlah TKA Tiongkok pun diharapkan akan semakin berkurang dengan dibangunnya politeknik di Morowali.

"Terkait Tenaga Kerja Asing (TKA) China, sebenarnya jumlah mereka seperti di Konawe hanya kurang lebih 8 persen dari para pekerja yang ada. Saat ini jumlah TKA juga makin berkurang dengan adanya politeknik di Morowali," tuturnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x