Namun Kelompok Riset Hepatitis Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman BRIN memastikan belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung hipotesis tersebut.
Oleh karenanya masih perlu dilakukan penelitian-penelitian mendalam terutama membandingkan diagnosis hepatitis akut dengan berbagai penyebab hepatitis lainnya.
"Pemeriksaan biokimia akan memberi andil dalam penelusuran etiologi dan mengubah unknown (tidak diketahui penyebabnya) menjadi known (diketahui penyebabnya)," ujar peneliti Korri El Khobar.
Baca Juga: One Piece 1049 Bongkar Awal Mula Kaido Bertemu Sosok Legendaris Rocks hingga Raja Vodka
Tercatat ada sejumlah penyebab penyakit hepatitis seperti virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Selain itu ada yellow fever, leptospirosis, cytomegalovirus (CMV), Eipstein Barr Virus (EBV), dan adenovirus (normal adenovirus infection atau novel variant adenovirus).
Infeksi hepatitis juga bisa disebabkan oleh infeksi atau sindroma post infeksi SARS-CoV-2 atau varian baru SARS-CoV-2, obat-obatan, toksin, atau pajanan lingkungan serta ko-infeksi.***