Sosiolog Ungkap Analisis Penyebab Kerusuhan Babarsari Yogyakarta, Akibat Hal Berikut

- 6 Juli 2022, 13:36 WIB
Ilustrasi kerusuhan di Babarsari, Yogyakarta, belum lama ini.
Ilustrasi kerusuhan di Babarsari, Yogyakarta, belum lama ini. /Twitter @txtfromjogja

PR BEKASI – Kasus kerusuhan yang terjadi di kawasan Babarsari dan Seturan, Depok, Sleman dikabarkan tidak lepas dari situasi sosial masyarakat.

Sebelumnya Kepala Bidang Hubungan Masyarakat kepolisian Daerah (Kabid Humas Polda) DIY Kombes Pol Yuliyanto mengungkapkan, kerusuhan di Babarsari berawal dari tempat hiburan pada Sabtu, 2 Juli 2022.

Pakar sosiologi kriminal asal Universitas Gadjah Mada atau UGM, Derajat Sulistyo Widhyarto, buka suara mengenai hal tersebut.

Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Glimpse of Us – Joji, Bikin Galau Satu Dunia

Ia menuturkan bahwa kerusuhan yang terjadi pada Senin, 4 Juli 2022 siang dilatarbelakangi kondisi kawasan Babarsari yang berpenduduk heterogen.

“Wilayah Yogyakarta itu istimewa tetapi regulasinya tidak istimewa. Regulasinya seperti perkembangan kota Jakarta, Surabaya, dan lain-lain.

"Provinsi ini tidak tumbuh istimewa seperti masyarakatnya, seperti keratonnya. Jadi ini tumbuh seperti kota metropolis,” katanya, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari ANTARA.

Baca Juga: Drama Korea Anna Tayang di Mana? Simak Link Nonton dan Jadwal Tayang Episode 1 hingga Tamat

Penduduk yang berada di kawasan Babarsari menurut sangat beragam dan berasal dari berbagai daerah.

Di antaranya dari daerah Jogja, Sumatra, Kalimantan, hingga Indonesia Timur seperti Ambon, Makassar, dan Papua.

Aktivitas perekonomian di Yogyakarta semestinya tumbuh inklusif selaras dengan budaya di sana yang sudah menerima perbedaan suku dan adat.

Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Witir, Lengkap dalam Latin dan Terjemahan

Ekonomi Yogyakarta yang belum inklusif, menurut derajad, menjadikan pertumbuhan kota sedikit bermasalah karena tidak berpijak pada kultur di masyarakat.

Derajad menyampaikan, sebagai kota pelajar, kawasan Yogyakarta sebenarnya butuh akan ketenangan.

Menurutnya, yang perlu diperbanyak adalah fasilitas mahasiswa seperti penyediaan co-working space, bukan fasilitas yang dapat mengundang konflik.

Baca Juga: Clement Lenglet Disebut Sepakat Gabung Tottenham, Negosiasi Gaji Sedang Dibicarakan

“Justru yang kami lihat ekonomi di Yogyakarta kan sepertinya merespons perkembangan kota besar, padahal kota-kota besar kan kehidupan ekonominya cenderung ekslusif,” ujar pakar Sosiologi tersebut.

Derajad juga menyampaikan, munculnya tempat-tempat hiburan seperti tempat karaoke mestinya diikuti ketentuan yang ditaati.

Diharapkan akan ada yang menjadi penengah karnena ketentuan itu dijunjung tinggi masyarakat.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Indosiar Indonesia vs Thailand di Piala AFF U-19, Kick Off Pukul 20.00 WIB

Sementara itu setelah terjadi kerusuhan, Polda DIY memastikan Babarsari dan Seturan pada Senin sore sudah kondusif untuk dilalui dan pantauan akan tetap dilakukan.

Kericuhan yang terjadi itu adalah peristiwa lanjutan dari keributan di tempat karaoke di Caturtunggal, Depok pada Sabtu dini hari, yang kemudian dilanjut pada Senin siang di kawasan Babarsari.

Peristiwa ini menyebabkan teras salah satu ruko dan tujuh motor terbakar dan kasus ini masih ditindaklanjuti oleh Polda DIY dan Polres Sleman.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x