Hadi Pranoto Bukan Anggota Riset Covid-19, IDI Sindir Anji: Sebelum Buat Konten, Cek Sumber!

- 4 Agustus 2020, 20:35 WIB
Anji (kanan) bersama Hadi Pranoto (kiri).*
Anji (kanan) bersama Hadi Pranoto (kiri).* /Instagram.com/duniamanji

PR BEKASI - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) menegaskan bahwa Hadi Pranoto yang mengklaim membuat obat herbal penyembuhan dan pencegahan COVID-19, bukan merupakan anggota Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19.

"Kami tegaskan dan klarifikasi bahwa yang bersangkutan bukan merupakan anggota peneliti Konsorsium Riset dan Inovasi untuk COVID-19 Ristek/BRIN," kata Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemristek/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ali Ghufron Mukti seperti dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Selasa, 4 Juli 2020.

Beberapa hari terakhir marak pemberitaan yang beredar di kanal media sosial tentang produk herbal COVID-19 yang diklaim sebagai obat penyembuh dan pencegah COVID-19 oleh sosok Hadi Pranoto.

Baca Juga: Soal Ganjil Genap di Jakarta, Ombudsman: Keputusannya Tergesa-gesa

Klaim khasiat obat tersebut dipertanyakan kebenaran dan buktinya.

Hadi Pranoto mengklaim dirinya sebagai pakar mikrobiologi, kadang juga disebut sebagai profesor, dalam wawancara melalui kanal YouTube Dunia Manji yang terverifikasi milik Anji.

Ghufron mengatakan Hadi Pranoto tidak pernah menjadi salah satu anggota peneliti konsorsium dalam tim pengembangan herbal imunomodulator yang dibentuk oleh Kemristek/BRIN.

Kemenristek/BRIN melalui Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 tidak pernah memberikan dukungan uji klinis obat herbal produksi Bio Nuswa yang diakui oleh Hadi Pranoto telah diberikan kepada pasien di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet.

Baca Juga: Foto Viral Jenazah Pasien Covid-19 Berdaster Berpolemik, MUI Beri Penjelasan 

Ghufron menuturkan setiap pelaksanaan uji klinis harus mendapatkan persetujuan pelaksanaan uji klinis seperti oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan ethical clearance yang dikeluarkan oleh Komisi Etik.

Selain itu, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng Mohammad Faqih mengimbau para pemengaruh alias influencer untuk mengecek latar belakang narasumber dengan seksama sebelum mempublikasikan konten terkait COVID-19 di platform mereka.

"Harapan kami, khususnya untuk influencer sebaiknya cek dulu sumber dengan kaidah keilmuan atau tidak, jika ingin menyampaikan sesuatu ke publik," kata Daeng.

Daeng mengatakan bahwa influencer memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini masyarakat. Oleh karena itu harus berhati-hati dalam memberikan informasi.

Baca Juga: Puan Maharani Dorong Kerja Sama Indonesia-Turki, Berharap Vaksin Covid-19 Segera Ditemukan 

"Influencer kan banyak diikuti orang. Agar masyarakat mendapatkan informasi yg tepat dan benar," kata dia.

Penyanyi Anji kembali menuai kontroversi di media sosial lantaran sebuah wawancaranya dengan Hadi Pranoto yang mengaku sebagai profesor sekaligus kepala Tim Riset Formula Antibodi.

Obrolan keduanya diunggah dalam kanal YouTube dunia MANJI dengan judul "Bisa Kembali Normal? Obat Covid-19 Sudah Ditemukan!!".

Kini, konten tersebut telah dihapus YouTube karena dianggap melanggar kebijakan komunitas.

Baca Juga: Dinilai Hanya Cerdas di Bidang Transportasi Online, IPR Desak Nadiem Makarim Dicopot dari Mendikbud 

Dalam video berdurasi sekira 30 menit tersebut, Hadi Pranoto mengklaim berhasil menemukan antibodi COVID-19 berbahan herbal.

Belakangan Anji dan Hadi Pranoto dilaporkan oleh Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid ke Polda Metro Jaya.

Sebelumnya IDI juga membantah jika Hadi Pranoto adalah anggota IDI.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x