BNPB Catat Ribuan Bencana Telah Terjadi Sejak Januari hingga Agustus 2020 di Indonesia

- 1 September 2020, 07:02 WIB
ILUSTRASI pasca bencana alam: BNPB catat seribu lebih bencana terjadi sejak Januari hingga Agustus 2020 di Indonesia.
ILUSTRASI pasca bencana alam: BNPB catat seribu lebih bencana terjadi sejak Januari hingga Agustus 2020 di Indonesia. /Pikiran Rakyat/DODO RIHANTO

PR BEKASI – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1.928 kejadian bencana alam sepanjang 1 Januari hingga 30 Agustus 2020.

Keseluruhan bencana tersebut banyak merupakan bencana hidrometeorologi atau bencana yang diakibatkan fenomena meteorologi seperti angin, hujan, gelombang tinggi, cuaca.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana BNPB, Raditya Djati dalam konferensi pers secara virtual bersama lembaga pemerintahan lainnya dari Jakarta Senin, 31 Agustus 2020, memberikan informasi dalam rentang waktu tersebut terjadi 12 bencana gempa bumi, 5 erupsi gunung api, 726 banjir, 367 tanah longsor, 521 puting beliung, 24 gelombang pasang dan abrasi, hingga bencana non-alam seperti COVID-19.

Baca Juga: Bisa Jadi Ancaman Bumi, Lapan Waspadai Cuaca Antariksa yang Berasal dari Matahari dan Bintang

Menurut Raditya, selama periode itu, 266 orang meninggal, 24 orang hilang, 3.843.095 orang menderita dan mengungsi, serta 421 orang mengalami luka.

Selain itu, bencana juga telah merusak 29.916 rumah, 555 fasilitas pendidikan, 637 tempat peribadatan, 125 fasilitas kesehatan, 126 kantor, dan 330 jembatan.

Ditambah dengan adanya pandemi COVID-19, menurut data BNPB, telah menyerang 172.053 dan 7.343 diantaranya telah meninggal hingga 30 Agustus 2020.

Baca Juga: Dua Ledakan Terjadi di Uni Emirat Arab Usai Normalisasi dengan Israel8, Dua Orang Tewas

Raditya mengatakan, ada lima provinsi yang sering menghadapi bencana alam seperti Jawa Tengah (353 bencana), Jawa Barat (335 bencana), Jawa Timur (262 bencana), Aceh *211 bencana) dan Sulawesi Selatan (101 bencana).

Namun begitu, jika dibandingkan dengan kejadian bencana yang terjadi pada tahun 2019, tahun ini terjadi penurunan hingga 27 persen untuk kejadian bencana, 43 persen untuk korban meninggal dan hilang, 74 persen untuk korban luka, 25 persen untuk korban luka-luka, serta 22 persen untuk jumlah rumah yang rusak.

"Artinya apa disini? Artinya bahwa kemampuan, kapasitas, atau termasuk kooptasi terhadap kejadian bencana itu sendiri dan kemampuan masyarakat sudah mulai meningkat," ujar Raditya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Kelanjutan Kasus Bunuh Diri Tri Nugraha di Toilet, Polisi Selidiki Asal-usul Senjata Api

Menurut Raditya, hal itu mungkin terjadi karena dengan adanya dukungan dari infrastruktur, tata ruang, termasuk bagaimana lingkungan lebih baik.

Sebagai negara yang berada pada cincin api dunia, kejadian fenomena alam, seismisitas atau sebaran gempa tetap terjadi di Indonesia.

"Artinya, sekali lagi fenomena alam memang terjadi, kejadian seismisitas cukup tinggi, namun yang memberikan dampak mungkin tidak sebanyak yang pernah dialami tahun lalu." ujar Raditya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x