Usai Salah Satu Pedagang Meninggal Karena Covid-19, Sebagian PKL di Malioboro Diliburkan

- 7 September 2020, 10:38 WIB
Malioboro, Jogjakarta
Malioboro, Jogjakarta /Twitter

 

PR BEKASI - Di Daerah Istimewa Yogyakarta, kasus pasien meninggal akibat Covid-19 hingga 6 September 2020 mencapai 45 orang bersdasarkan data Statistik Google.

Baru-baru ini kawasan Malioboro, Yogyakarta sebagian Pedagang Kaki Lima (PKL) harus diliburkan. Pasalnya, di kawasan itu terdapat salah satu PKL yang meninggal dunia setelah terkonfirmasi positif Covid-19.

Menyadur PikiranRakyat-Bekasi.com dari RRI, Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, satu PKL yang terpapar Covid-19 itu terkonfirmasi berdasarkan hasil swab pada tanggal 4 September lalu.

Baca Juga: Ketua DPRD Lebak Tewas Misterius di Hotel, DPC Gerindra Sebut Dindin Kelelahan: Bukan karena Jantung

Menurutnya, pedagang tersebut masih aktif berjualan dari pagi sampai malam pada 20-26 Agustus, namun pada tanggal 27 Agustus tidak berjualan karena mengalami demam, lemas serta batuk.

"Tanggal Satu September periksa di Puskesmas, tanggal Dua dibawa ke rumah sakit. Rapid hasil reaktif kemudian dilakukan swab dan tanggal Empat September keluar konfirmasi Positif, namun pedagang tersebut meninggal sore harinya dan di makamkan malam hari itu juga di Kulonprogo," kata Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Minggu, 6 September 2020.

Pasca-meninggalnya pedagang itu, langkah blocking dan tracing dilakukan sejak Sabtu, 5 September 2020 kepada PKL, terutama di zona 3 dengan diliburkannya 8 PKL yang berdekatan dengan PKL tersebut.

Baca Juga: Tingkatkan Kepercayaan Wisatawan di Masa Pandemi, Kemenparekraf Lakukan Gerakan BISA dan GPM

"Sejak Jumat malam sudah dilakukan tracing terhadap yang melakukan kontak erat dengan almarhumah. Baik yang ada di sekitar lapak jualan PKL maupun yang ada di sekitar rumah tinggalnya di Wilayah Suryatmajan Kecamatan Danurejan Yogyakarta," katanya.

Sementara diketahui kontak erat pasien dengan keluarga ditambahkan Heroe yaitu anak menantu dan cucunya. Anak dan menantu yang mengantar berobat ke puskesmas dan yang sempat menggantikan jualan.

Total ada 7 orang dari keluarga, pedagang yang bersebelahan dan yang melakukan kontak erat ada 12, semuanya sudah melakukan isolasi mandiri dan diliburkan.

Baca Juga: Bacawabup Dikabarkan Positif COVID-19, Pendaftaran Bapaslon Pikada Kabupaten Dompu Diperketat

"Kontak erat di keluarga maupun di lapak PKL Malioboro, sudah diminta isolasi mandiri, dan dilakukan tracing," katanya.

Heroe menyebutkan, PKL lainnya masih diijinkan untuk berjualan dan kondisi di Malioboro masih aman.

Sebab menurut Heroe, orang-orang yang melakukan kontak erat sudah diliburkan dan isolasi mandiri. Termasuk jamaah yang sempat shalat jemaah dengan almarhumah juga sudah diminta isolasi mandiri.

Baca Juga: 'Petualangan Sherina' Dibuat Ulang, Warganet Dibuat Tidak Sabar

"Penyebab penularan masih ditelusuri, apakah dari pembeli atau dari lainnya belum bisa ditentukan. Saat ini, jangan berspekulasi apapun terhadap kasus ini. Sebab yang positif ditemukan Satu orang pedagang, yang lainnya menunggu hasil tracing. Kita berharap tidak meluas, makanya kita saat ini yg kontak erat kita periksa semua. Hasilnya nanti akan diambil Kebijakan lebih lanjut," tuturnya.

Heroe Poerwadi yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan CoVid-19 Kota Yogyakarta menegaskan, PKL yang diliburkan sementara, menunggu semua tracing selesai dilakukan.

Sementara terkait potensi adanya pembeli, Heroe menjelaskan, saat ini pembeli belum sampai diminta untuk periksa, karena masih menunggu hasil tracing.

Baca Juga: Topan Haishen Menerjang Jepang, Pemerintah Evakuasi Jutaan Penduduk demi Hindari Korban Jiwa

Pengunjung, tambah Heroe, sejak 18-27 Agustus yang mengisi QR Code di Malioboro berjumlah 30.116 orang, dan yang masuk zona 3 ada 3.698 orang, dengan batas maksimal 500 orang dalam satu waktu.

"Tidak semuanya masuk di zona 3 ruas Pedestrian barat. Dan kota sudah mempunyai nomer kontaknya. Saatnya nanti jika perlu untuk periksa akan kota hubungi melalui WA untuk periksa," ujarnya.

Melalui para Ketua paguyuban PKL yang jumlahnya lebih dari 2000 pedagang, sudah diminta agar yang usia lanjut, punya penyakit bawaan dan tidak sehat untuk tidak jualan terlebih dulu.

Baca Juga: Masih Terjadi, Gubernur Jawa Timur Minta Masyarakat Setop Stigma Negatif Mantan Pasien Covid-19

"Kemarin Jumat pagi, sebelum munculnya kasus ini, ketika ketemu dengan salah satu komunitas, kita juga sudah meminta agar protokol covid harus dilakukan lebih serius. Dan kini, setelah kasus ini, semua paguyuban pedagang sudah melakukan penegakan protokol covid lebih intensif," katanya.

Heroe Poerwadi menegaskan, saat ini protokol Covid-19 harus dijalankan secara lebih disiplin.

"Terus pakai masker dimanapun, tidak berkerumun, dan selalu cuci tangan. Serta mengurangi interaksi," katanya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah